Jawa Barat, 14 Daerah Beresiko Bencana Tinggi, 13 Lainnya Sedang

- 19 Januari 2021, 22:17 WIB
BENCANA alam tanah longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Sumedang yang merengut 40 korban jiwa.
BENCANA alam tanah longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggu Kabupaten Sumedang yang merengut 40 korban jiwa. /neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, telah menyusun kajian risiko bencana dan peta rawan bencana sampai ke tingkat desa. Dari 27 wilayah kabupaten kota tercatat 14 daerah di Jawa Barat masuk katagori dengan risiko bencana tinggi dan 13 daerah lainnya beresiko bencana sedang.

"Pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap waspada amat krusial. Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadi. Tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik. Sedangkan, tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan.

Baca Juga: Hulu Sungai Ciliwung Marah, Pemukiman Pemetik Teh Gunung Mas Diterjang  

Setelah peta rawan bencana disusun, menurut Dani, langkah selanjutnya menyusun rencana penanggulangan bencana (RPB) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Dari rencana penanggulangan bencana kemudian dibuat rencana kontingensi jenis kebencanaan untuk setiap kabupaten/kota dapat disusun. 

"Dari rencana dan peta rawan bencana itu, pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian. Kalau itu sudah ditambah kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi, ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi, kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisasi dampak atau risiko," ujar Dani. 

Baca Juga: Tiga Mandat Jokowi Langsung Dilaksanakan KemenPUPR

Ditegaskan Dani, perlunya kewaspadaan dan kesadaran masyarakat akan potensi bencana menjadi mutlak. Selain untuk mencegah terjadi bencana, dua hal tersebut dapat meminimalisasi potensi korban meninggal dunia dan kerugian harta benda.

"Jika masyarakat sadar akan potensi bencana di lingkungan sekitarnya, maka mereka dapat melakukan mitigasi bencana. Contohnya dengan rutin memeriksa dan membersihkan saluran-saluran air di sekitarnya, supaya tidak tersumbat oleh sampah atau material lainnya. Memeriksa tebing-tebing, apakah vegetasinya atau tembok penahan tanahnya masih bagus," ujar Dani sebagaimana dikutip dari lama jabarprov.go.id. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x