Kasus Loker Bodong Kebun Binatang Bandung, Para Korban Diminta Lapor Polisi

- 29 Mei 2023, 14:34 WIB
Manajemen Kebun Binatang Bandung meminta korban kasus dugaan lowongan kerja palsu untuk melapor ke polisi
Manajemen Kebun Binatang Bandung meminta korban kasus dugaan lowongan kerja palsu untuk melapor ke polisi /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebanyak 41 orang mengaku menjadi korban kasus dugaan penipuan terkait lowongan pekerjaan (Loker) di Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung. Diduga, pelaku adalah seorang oknum berinisial FM, yang merupakan freelancer atau sukarelawan di Kebun Binatang Bandung.

"Tidak ada lowongan pekerjaan. Sampai saat ini kami memang tidak membuka lowongan pekerjaan. Kalau pun ada itu pasti resmi lewat kepersonaliaan, seperti interview atau wawancara sesuai klasifikasi atau kriteria yang dibutuhkan, dan tidak dipungut biaya,” ungkap HRD Kebun Binatang Bandung, Wawan Setiawan, baru-baru ini.

Wawan menegaskan, bahwa apa yang dialami oleh puluhan orang itu adalah murni penipuan. Pihaknya pun sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian sektor Coblong Kota Bandung.

“Ya ini jelas penipuan. Mereka berjumlah 41 orang yang ditawarkan bekerja sebagai zookeper, asisten dokter hewan, wakil kepala edukator, tiketing, hingga staf keuangan,” papar Wawan.

Sementara itu, General Manager (GM) Bandung Zoo, Petrus Alberny (Peter) menegaskan, pelaku penipuan diduga dilakukan oleh seorang oknum berinisial FM yang merupakan freelance atau sukarelawan. Menurutnya, oknum ini adalah freelance volunteer untuk grup, yang bekerja saat ada wisatawan yang berkunjung secara berkelompok atau grup.

"Dan saya tegaskan oknum itu bukan karyawan tetap kami,” katanya.

Peter menjelaskan, cara oknum ini adalah melakukan perekrutan dengan memalsukan nama perusahaan, oknum ini dalam suratnya menggunakan nama PT Margasatwa Tamansari, padahal kami ini Yayasan Margasatwa Tamansari, logonya pun salah, mencatut nama-nama kami, bahkan memungut biaya administrasi kepada para korban mulai dari 500 ribu hingga satu juta Rupiah,” paparnya.

Peter menambahkan, selain mereka datang karena merasa sudah diterima, pihaknya pun menerima laporan dari korban lainnya, sehingga jumlahnya menjadi puluhan.

Diketahui, pihak Yayasan Margasatwa Tamansari pun sudah melakukan beberapa upaya atas masalah tersebut, seperti melaporkan kasus ke kepolisian, serta memanggil FM melalui surat panggilan hingga mendatangi langsung ke kediamannya.

Namun FM selalu tak bisa ditemuin karena tidak ada di kediamannya.

Halaman:

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x