Masa Pandemi Covid-19 Pemuliaan Seni Budaya Hadapi Kendala

- 13 Oktober 2020, 09:05 WIB
SALAH satu adegan dalam fragmen ‘Ujub’ di Padepokan Pangliput Bukit Jaya Buwana, Kamp. Pasir Ipis, Ds. Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung Barat, dalam upaya untuk menarik minat generasi muda terhadap pelestarian pencak silat sebagai warisan budaya .***
SALAH satu adegan dalam fragmen ‘Ujub’ di Padepokan Pangliput Bukit Jaya Buwana, Kamp. Pasir Ipis, Ds. Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung Barat, dalam upaya untuk menarik minat generasi muda terhadap pelestarian pencak silat sebagai warisan budaya .*** /Heriyanto Retno

PORTALBANDUNGTIMUR -

Regenerasi dan pelestarian pencak silat sebagai khasanah budaya bangsa tersendat akibat pandemi virus corona. Ketertarikan pengiat pencak silat di Eropa mulai bergeser pada nilai filosofi ketimbang beladiri.

“Diakui atau tidak, wabah virus corona dampaknya juga sangat terasa terhadap pelestarian dan regenerasi khasanah budaya bangsa, tidak terkecuali dengan pencak silat. Sejak Maret otomatis tidak ada latihan, sama sekali tidak ada kegiatan yang berkaitan dengan pewarisan pelestarian pencak silat,” ujar Asep Gurwawan, dalam Guneman Penca Disaat Pandemi COVID 19, Senin 12 Oktober 2020 bertempat di Padepokan Pangliput Bukit Jaya Buwana, Kamp. Pasir Ipis, Ds. Jayagiri Kec. Lembang Kab. Bandung Barat.

Dalam acara yang diinisiasi UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Asep Gurwawan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi pencak silat sebagai khasanah budaya bangsa yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Indonesia pada 12 Desember 2019.

Baca Juga: Kemenparekraf/Baparekraf Dorong Pelaku dan Industri Ekraf di Sektor Tata Suara

“Ketika melakukan upaya untuk mendapatkan pengakuan (UNESCO) kita mengebu-gebu, demikian pula saat ada klaim dari Malaysia, kita langsung tersulut, tapi setelah mendapat pengakuan?,” ujar Asep setengah bertanya.

Bahkan kini menurut sesepuh aliran pencak silat Panglipur ini, kini negara-negara Eropa sudah menunjuk Belanda sebagai pusat negara Eropa untuk mendapatkan dan mempelajari nilai-nilai filosofi tentang pencak silat. “Kita tidak usah marah, karena memang secara akademisi maupun data, di Belanda lebih komplit daripada kita sebagai negara asal pencak silat,” ujar Asep.

Budayawan Jawa Barat,Toto Amsar Suanda membenarkan bahwa kondisi sejumlah karya budaya bangsa, khususnya di Jawa Barat banyak yang mengalami menemui kendala dalam upaya pemuliaan. “Bukan hanya masalah gerak dan suara, tapi nilai (filosofi) yang terkandung didalamnya kini kondisinya sangat memprihatinkan,” ujar Toto

Baca Juga: Tiga Pilar Pasirbiru Putus Mata Rantai Covid 19

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x