Marhaban ya Ramaḍan, Syahrul Maghfirah

- 19 Maret 2023, 23:06 WIB
Tradisi Munggahan yang diisi dengan kegiatan berkumpul saling memaafkan secara khusus tidak ada hadist shahih, namun dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Barat sebelum memasuki bulan Ramadan selalu dilaksanakan.
Tradisi Munggahan yang diisi dengan kegiatan berkumpul saling memaafkan secara khusus tidak ada hadist shahih, namun dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Barat sebelum memasuki bulan Ramadan selalu dilaksanakan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Bulan Ramadan 1444 Hijriah atau tahun 2023 Masehi tinggal menghitung hari. Marhaban ya Ramadan Syahrul Maghfirah, bulan suci bulan penuh ampunan dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi setiap hambaNya.   

Diantara sekian banyak hadist, ada salah satu hadist sabda Rasulullah Shallallahu allaihi wassalam yang sering dikutip dalam sertiap menyambut bulan Ramadan. Hadist dari riwayat Ath-Thabrani tersebut berbunyi yang artinya;  “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”.

Selain itu ada juga hadist yang diriwayatkan, Imam Ahmad, An-Nasa’i, dan juga  Al-Baihaqi, yang berbunyi dari Abu Hurairah, ”Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaithan-syaithan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan”.

Baca Juga: Toko Jual Bahan Kecantikan dan Obat Khusus Orang Dewasa Ternyata Ngecer Jual Tramadol dan Trihexyphenidyl

“Dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa, ada banyak kegiatan yang dilaksanakan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Sepekan sebelum datangnya Bulan Ramadan dan bahkan setelah menyambut Malam Nisfu Sya’ban, ada rangkaian kegiatan yang dilaksanakakan, disejumlah pelosok Jawa Barat wilayah Priangan masih dilangsungkan tradisi bersih kampung ataupun hajat lembur berupa membersihkan pemakaman umum ataupun membersihkan masjid yang akan digunakan sarana ibadah selama bulan Ramadan,” ujar Ustad Soleh Solehudin disela kegiatan membersihkan Masjid Besar Ujungberung di Jalan A.H Nasution Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung, Minggu 19 Maret 2023.

Namun diantara kegiatan yang banyak dilaksanakan adalah tradisi Munggahan yang dilaksanakan secara berkelompok. Baik yang dilaksanakan dilingkungan RT ataupun RW, komunitas pengajian, maupun keluarga besar.

Tradisi atau kebiasaan Munggahan yang dilaksanakan, umumnya dilaksanakan dengan berkumpul diantara kaum kerabat ataupun handai taulan serta tetangga. Kegiatan diisi dengan menggelar pengajian dan diteruskan dengan khutbah ataupun tausyiah, dan setelah itu satu sama lain saling bermaafan.

Baca Juga: Amati Hilal, Kemenag Tetapkan 124 Titik Pengamatan Rukyatul Hilal, Ini Lokasinya

“Bermaaf-maafan merupakan salah satu hal yang perlu disiapkan seorang mukmin dalam menyambut Ramadan adalah persiapan ruhiyah. Agar saat memasuki Ramadan jiwa kita relatif lebih bersih dan tidak terkotori dengan penyakit ruhani. Tazkiyatun nafs. Penyucian jiwa. Salah satunya adalah dengan jiwa pemaaf,: ujar Ustad Soleh Solehudin.

Ditegaskan Ustad Soleh Solehudin, bahwa tradisi saling bermaafan sebelum Ramadan secara khusus tidak ada hadist shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu allaihi wassalam  dan para sahabat membiasakannya. Sebagaimana juga tidak ada hadist shahih yang menjelaskan saling memaafkan di awal Syawal.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x