Marhaban ya Ramaḍan, Syahrul Maghfirah

- 19 Maret 2023, 23:06 WIB
Tradisi Munggahan yang diisi dengan kegiatan berkumpul saling memaafkan secara khusus tidak ada hadist shahih, namun dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Barat sebelum memasuki bulan Ramadan selalu dilaksanakan.
Tradisi Munggahan yang diisi dengan kegiatan berkumpul saling memaafkan secara khusus tidak ada hadist shahih, namun dikalangan masyarakat Indonesia khususnya di Jawa Barat sebelum memasuki bulan Ramadan selalu dilaksanakan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

“Namun, bermaafan adalah salah satu bentuk tazkiyatun nafs, penyucian jiwa, yang bisa dilakukan kapan saja. Maka, memasuki Ramadhan dengan telah memaafkan orang lain adalah keniscayaan bagi kita, sehingga kita berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan dalam keadaan jiwa yang bersih dan mulia,” ujar Ustad Soleh Solehudin.

Tradisi Munggahan juga sering diisi dengan bersilaturahmi antar keluarga besar diisi dengan tausyiah.
Tradisi Munggahan juga sering diisi dengan bersilaturahmi antar keluarga besar diisi dengan tausyiah.
Namun demikian, tradisi Munggahan yang diisi dengan saling bermaafan sebelum memasuki bulan Ramadan atau melaksanakan puasa di bulan Ramadan, menurut Ustad Soleh Solehudin, hal ini karena adanya pemahaman pada salah satu hadist yang dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib, juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab,  dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid,  juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi dan oleh Al Albani di Shahih At Targhib. Hadist tersebut berbunyi yang artinya; “Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’.

Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.

Tradisi Munggahan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan diselenggarakan Keluarga Besar (Alm) Bapak Amat, dengan dihadiri anak, cucu dan cicit yang jumlahnya sudah mencapai 80 orang. Kegiatan yang dilaksanakan di Jalan Bima Kelurahan Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Kota Bandung.

“Inti kegiatan Munggahan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan dengan bersilaturahmi antar kerabat dan saling bermaafan. Munggahan juga diisi tausiyah,” terang Hajjah Dedeh selaku tuan rumah. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x