WADUH, Setiap Tahun 200 Ribu Penutur Bahasa Sunda Raib dalam 10 Tahun 2 Juta Penutur Bahasa Sunda Berkurang

- 24 Mei 2023, 01:30 WIB
Peserta Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD se-Jawa Barat dan Banten berfoto bersama usai mengikuti kegiatan di  Hotel Grand Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung.
Peserta Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD se-Jawa Barat dan Banten berfoto bersama usai mengikuti kegiatan di Hotel Grand Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam sepuluh tahun terakhir penutur Bahasa Sunda berkurang sebanyak dua juta orang. Artinya, dalam satu tahun berkurang sekitar 200.000 orang penutur Bahasa Sunda.

“Salah satu penyebab kepunahan suatu bahasa adalah berkurangnya jumlah penutur. Kemunduran Bahasa Sunda juga disebabkan para penuturnya tidak lagi berpihak pada bahasanya sendiri, sebagaimana dalam catatan BPS dalam 10 tahun 2 juta penuturnya berkurang yang berarti setiap setahun 200 ribu orang jumlah penutur hilang,” ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, dalam kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SD se-Jawa Barat dan Banten.

Pada kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung Aminudin Aziz mengatakan bahwa gagasan Revitalisasi Bahasa Daerah bukan untuk mencegah kepunahan suatu bahasa, sebab hal itu tidak mungkin. Apa yang dilakukan oleh Badan Bahasa selama tiga tahun terakhir adalah untuk mengurangi kecepatan dari kepunahan bahasa tersebut.

Baca Juga: Peserta Program Revitalisasi Bahasa Daerah Harus Mengimbaskan Materi Untuk Selamatkan Bahasa Daerah

Berdasarkan data UNESCO, menurut Aminudin Aziz, ada 200 bahasa yang punah dalam 30 tahun. Sebelas di antaranya berada di Indonesia dan kini ternyata kini sudah mengalami kemunduran lagi. Pada tahun 2021, ada sekitar 25 bahasa di Indonesia punah. “Jadi kita ingin memperlambat kepunahan tersebut,” kata Aminudin Aziz.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Dr. Herawati, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 155 peserta, termasuk dari Provinsi Banten. Para peserta terdiri dari guru bahasa daerah yang merupakan perwakilan dari kota dan kabupaten di Jawa Barat, serta beberapa perwakilan kabupaten dari Provinsi Banten.

“Kegiatan ini merupakan tahapan dari program Revitalisasi Bahasa Daerah. Pada tahapan terakhir akan diselenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI). Setiap peserta pelatihan diharapkan mengimbaskan kembali hasil pelatihan kepada guru-guru sejawat,” kata Dr. Herawati.

Baca Juga: Prof Aminudin Aziz, Semula Bahasa Daerah Wilayah Timur Terancam Punah, Ternyata di Wilayah Barat Juga

Revitalisasi Bahasa Daerah telah dilaksanakan sejak tahun 2021. Awalnya kegiatan ini diselenggarakan di tiga provinsi yaitu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Selanjutnya, di tahun 2022 bertambah menjadi 12 provinsi, dan pada tahun 2023 bertambah menjadi 20 provinsi yang mencakup 72 bahasa daerah.

Kiatan ini dibagi menjadi empat tahapan. Pertama, rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan, yaitu Dinas Pendidikan di tingkat kota dan kabupaten. Kedua, pelatihan guru utama untuk jenjang SD dan SMP. Ketiga, pengimbasan hasil pelatihan kepada guru lainnya dan para siswa. Keempat, FTBI yang merupakan puncak kegiatan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x