Mesat Gobang Kabuyutan Menjaga Energi Berkesenian

- 8 Oktober 2020, 23:17 WIB
TARIAN Mesat Gobang Kabuyutan karya koreografer Wawan Hendrawan ditampilkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat  pada program Aneka Ragam Seni Taman Budaya Jawa Barat dalam bentuk virtual.***
TARIAN Mesat Gobang Kabuyutan karya koreografer Wawan Hendrawan ditampilkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat pada program Aneka Ragam Seni Taman Budaya Jawa Barat dalam bentuk virtual.*** /Heriyanto Retno

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat menggelar Aneka Ragam Seni Taman Budaya Jawa Barat dalam bentuk virtual. Pendokumentasian karya seni tari bertajuk Mesat Gobang Kabuyutan karya koregrafer tari gengre Jaipongan, Wawan Hendrawan dilakukan di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat.

Didominasi gerakan khas kesenian ibing Ketuk Tilu gerakan selut, minjid, goleong, obah bahu, tumpang tali dan kepat menjadi dasar dari tarian Mesat Gobang Kabuyutan. Diawali dengan posisi adeg-adeg yang dilakukan tujuh penari wanita ditengah panggung. Cahaya lampu yang semula temaram perlahan benderang menerangi setiap sudut panggung yang setiap sisinya hanya dipagari kain hitam.

Kebaya merah dengan sinjang motif batik Garutan didominasi warna merah semakin jelas warnanya karena tersorot lampu. Demikian pula halnya mahkuta dikepala serta hiasan keemasan dada semakin gemerlap memantulkan cahaya lampu.

Baca Juga: Membangunkan Seni Wayang Wong Cerbon Ki Kandeg Dari Mati Suri

Tarian diciptakan koregrafer tari gengre Jaipongan, Wawan Hendrawan yang lebih dikenal dengan nama panggung Awan Metro, sepanjang dirinya menjalani keseharian di sanggar seninya di Gunung Batu, Kel. Pasirkaliki Kota Cimahi. Dirinya tidak ingin wabah virus corona menjadikan seni tradisi ikut terpapar dan punah karena virus, demikian juga dengan energy menari ratusan anak diri turut tersapu virus.

Ditampilkan secara virtual dimedia daring, selain Mesat Gobang Kabuyutan, juga Tarian Geboy. Kedua tarian dengan akar tradisi seni Ketuk Tilu yang kental menjadi pilihan sebagai bentuk perlawanan Abah Awan Metro untuk terhadap kondisi kekinian yang belum kunjung usai.

Bukan perkara mudah untuk menjaga semangat anak-anak tetap melakukan aktivitas dan kreativitas berkesenian dalam kondisi pandemi covid-19 yang belum berkesudahan. Setelah hampir lima bulan tidak berlatih dan mengatur irama tubuh secara bersama-sama membutuhkan motivasi yang tinggi.

Baca Juga: Ratusan Anak SMK Diamankan Petugas Kepolisian

“Selain memberikan gerakan yang mudah untuk dilakukan, juga harus menarik dalam membangun kembali semangat anak-anak untuk menari. Apalagi untuk anak-anak usia remaja dan muda bukan perkara mudah, karena hampir lima bulan mereka sudah terikat dengan kebiasaan baru memainkan smartphone,” terang Abah Awan Metro.

Tarian Ketuk Tilu dijadikan dasar dari dua karya terbarunya untuk memerangi kejenuhan akibat wabah corona dinilai dirinya, karena selain sebagai kesenian tradisi Jawa Barat dan banyak tersebar dihampir semua daerah, juga gerakannya paling banyak diadopsi tarian lain. Khususnya tarian dengan gengre Jaipongan yang diperkenalkan almarhum Gugum Gumbira Tirasodjaja.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x