Keberadaan mata air di Kampung Rancah Ds. Cihideung Kec. Parongpong (dulu Lembang), sejak dulu tidak hanya menjadi penopang masyarakat di kawasan Parongpong, tetapi juga masyarakat Isola (Ledeng) hingga Gegerkalong yang umumnya berprofesi sebagai petani.
“Air dari mata air Irung-irung, merupakan mata air sungai Cibeureum yang merupakan hulu sungai Citepus di Kota Bandung, pada masa dulu digunakan untuk mengairi lahan pesawahan di Cihideung, Isola hingga ke Gegerkalong,” ujar sesepuh Desa Cihideung Alek Sutisna.
Memasuki tahun 1950an, masyarakat yang semula bertani mulai memanfaatkan air Irung-irung untuk bertanam sayuran. Dan pada tahun 1970an untuk kebutuhan beternak sapi perah, serta tahun 1980an saat dicanangka Puspa Nusantara dan kawasan Cihideung Parongpong dari kebun sayuran banyak beralih ke perkebunan bunga, keberadaan Irung-irung sangat dirasakan manfaatnya.
Baca Juga: Pemprov Jabar Penyaluran BantuanKorban Bencana Garut Selatan
“Karenanya, saat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat pada tahun 2007 membangkitkan kembali tradisi Irung-irung melalui Festival Cihideung, Tradisi Babakti Irung-irung kembali digiatkan. Hanya bedanya kalau dulu diikuti oleh warga dari Isola dan Gegerkalong, kini hanya diikuti oleh warga se Desa Cihideung, khususnya petani bunga dan peternak sapi di RW 09,10, 11 dan sebagian 13,” ujar Alek.
Sementara tradisi Babakti Irung-irung yang dimulai sejak pukul 8.00WIB, diawali warga dengan menyusuri aliran sungai dari wilayah pemukiman menuju mata air Irung-irung di Kampung Rancah.
Untuk selanjutnya setelah berdoa bersama dipimpin sesepuh kampong, warga memulai membersihkan lubang mata air dan kolam serta lingkungan sekitar kolam yang kini masuk kawasan Lembang Park & Zoo.
Baca Juga: Proses Pembuatan Aplikasi Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Setelah dirasakan sekitar mata air dan kolam bersih, untuk kemudian masyarakat kembali ke perkampungan dengan menyusuri aliran sungai seraya membersihkan dan mengangkat sampah. Hingga acara dipungkas dengan bancakan makan nasi kuning bersama sebagai ungkapan rasa syukur mereka masih diberikan air berlimpah dari mata air Irung-irung. (heriyanto)**