PORTAL BANDUNG TIMUR - Bagi seorang pelaku seni menjadi sebuah keharusan. Karena, proses penciptaan yang juga disebut proses kreatif, merupakan rangkaian kegiatan seorang seniman dalam menciptakan dan melahirkan karya-karya seninya sebagai ungkapan gagasan dan keinginannya.
Proses penciptaan ini tidak terjadi dan diturunkan dari ruang kosong. Tapi pada hakikatnya hanyalah usaha memodifikasi, mengubah ataupun menyesuaikan sesuatu yang telah ada sebelumnya. Kemampuan 'mencipta' (sesungguhnya hanya milik Tuhan!) inilah yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang berkebudayaan.
Yaitu yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan kebiasaan hidup, saling berhubungan satu sama lain, dan mampu menyimpan pengalaman atau pengetahuannya sehingga dapat diketahui dan dialami oleh generasi-generasi berikutnya. Termasuk juga pengalaman estetiknya yang dijelmakan dalam (ke)seni(an).
Baca Juga: Psikologis Anak Terhadap Permainan Tradisional
Kemampuan kreatif atau mencipta tersebut sesungguhnya bukanlah sesuatu yang istimewa. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki tiga kemampuan utama, yaitu kemampuan fisik, kemampuan rasio atau akal, dan kemampuan kreatif.
Hanya perimbangannnya saja yang berbeda-beda antara orang per orang.
Tiga kemampuan utama tersebut membentuk kemampuan-kemampuan lainnya yaitu kemampuan gerak, perasaan, dan imajinasi, di mana satu sama lain saling menjelmakan suatu kebulatan yang utuh.
Baca Juga: Angklung Sered Jadi WBTB Indonesia, Mangunreja Tasikmalaya Bangga
Integrasi atau penyatuan yang serasi dari seluruh kemampuan tersebut berpuncak atau menghasilkan apa yang dinamakan intuisi (penghayatan sedalam-dalamnya). Jika salah satu kemampuan diabaikan tentu saja akan menurunkan mutu intuisi seseorang.
Padahal intuisi juga sekaligus menjadi dasar bagi pembangkitan energi kreatif yang menghindarkan manusia terjerembab menjadi robot atau zombie (mayat hidup).