BULOG Gelontorkan 100 Ribu Ton Beras SPHP untuk Tekan Harga Beras Dipasaran

- 3 Februari 2023, 22:22 WIB
Pekerja tengah mengangkut beras di Gudang perum BULOG  Kanwil Jawa Barat.
Pekerja tengah mengangkut beras di Gudang perum BULOG Kanwil Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG) gelontorkan 100 ribu ton beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) diseluruh wilayah Indonesia. Kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum BULOG bertujuan menahan laju kenaikan harga beras.

Sebagaimana ditegaskan Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso, sesuai arahan Presiden pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar (program SPHP). Program SPHP yang sudah berjalan lancar di tahun 2022 akan makin digencarkan lagi di tahun 2023 guna meredam gejolak harga di pasar.

“Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena BULOG menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga. Kondisi sekarang ini belum musim panen raya jadi ketersediaan barang di pasar tidak banyak sehingga ada sedikit kenaikan harga, itu sebabnya operasi pasar berlangsung intensif,” Budi Waseso dalam keterangan persnya di Jakarta.

Baca Juga: Prevalensi Stunting Indonesia dari 24,4 persen Tahun 2021 Jadi 21,6 persen Tahun 2022

Ditegaskan Budi Waseso, Perum BULOG memastikan fungsi stabilisasi harga pangan khususnya beras terus berjalan melalui program SPHP di seluruh wilayah Indonesia. “Dengan menggelontorkan sebanyak 100 ribu ton beras SPHP di awal Januari 2023 diharaokan dapat meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran,” ujar Budi Waseso.

Dikatakan Budi Waseso, dengan adanya impor beras sebanyak 500 ribu ton dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, Perum BULOG berupaya menahan laju kenaikan harga beras. Kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di BULOG kini menjadi 683 ribu ton, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.

“Tambahan beras impor semata-mata memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023. Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” ujar Budi Waseso.

Baca Juga: Gelombang Aksi Demo di Turki Terus Berlangsung, Warga Swedia Diingatkan

Selain mendapatkan tambahan stok beras impor, menurut Budi Waseso, Perum BULOG juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang. Harapannya semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.

“BULOG saat ini terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemeirntah daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap berada pada kondisi stabil atau tidak mengalami lonjakan yang tinggi,” pungkas Budi Waseso. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x