PORTALBANDUNGTIMUR -
Keberadaan Domba Garut hasil peternakan Kabupaten Bandung menjadi incaran pecinta Domba Garut dari dalam dan luar provinsi. Kegiatan rutin pamidangan Seni Ketangkasan Domba Garut mampu mempertahankan keaslian spesies Domba Garut.
“Cerita tentang Domba Garut hasil peternakan Kabupaten Bandung seperti Arjasari, Ibun dan Pacet sudah dikenal pecinta seni ketangkasan Domba Garut ketimbang daerah asalnya. Sudah banyak prestasi yang diraih domba Garut hasil peternakan Ibun dan Paseh Kab. Bandung, terakhir waktu Expo Peternakan dan Kontes Ternak di Indramayu Juli lalu, hampir semua kelas diraih domba (Garut) asal Kabupaten Bandung,” ujar Dodo Abdulah, sesepuh HPDKI Bandung Timur, disela kegiatan rutin Seni Ketangkasan Domba Garut di Pamidangan Cisurupan, Kel. Cisurupan Kec. Cibiru Kota Bandung, 11 Oktober2020.
Selain indukan pejantan dan betina, menurut Dodo, domba Garut anakan atau petet juga menjadi incaran pecinta seni ketangkasan domba Garut. “Karena banyak dicari, domba Garut dari Kabupaten Bandung lebih banyak dicari,” ujar Dodo.
Baca Juga: Memulai Usaha Di Rumahan Jadi Pilihan
Namun demikian menurut Dodo, meskipun peran pemilik dan pecinta domba Garut memberikan kontribusi untuk perekonomian, tapi hingga kini masih banyak nada sumbang pada penggiat seni ketangkasan domba Garut. “Padahal kami melakukan sebagai bagian dari kegiatan pelestarian budaya sekaligus meningkatkan perekonomian dan juga menyelamatkan spesies domba Garut yang hanya ada di Indonesia,” ujar Dodo.
Sementara Zaenal Mutaqin, salah seorang peternak yang juga staf pengajar disalah satu universitas di Garut mengungkapkan bahwa peran sektor pertanian, termasuk di dalamnya peternakan dan kesehatan hewan, tidak hanya sebagai penyedia pangan namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa.
“Apalagi dengan kondisi perekonomian seperti sekarang ini disejumlah sektor mengalami penurunan, tapi dikalangan peternak dan pemilik domba justru tidak dirasakan,” ujar Zaenal.
Baca Juga: Industri Pariwisata Harus Tetap Hidup Dimasa Pandemi
Editor: Heriyanto Retno