PORTAL BANDUNG TIMUR – “Terus naik ke sana, Kang,” kata pemilik warung sambil mengarahkan telunjuknya ke jalan menuju puncak Gunung Lingga.
“Terus saja mengikuti jalan itu,” lagi-lagi ibu itu memberi petunjuk.
Setelah membayar makanan dan minuman yang dimakan, kaki segera dilangkahkan menuju puncak Gunung Lingga. Niat sudah bulat, ingin ziarah ke Prabu Tadjimalela, salahsatu leluhur Sumedang.
Prabu Tadjimalela adalah salahsatu leluhur Sumedang. Menurut cerita turun-temurun di Sumedang, setelah wafat, prabu yang namanya banyak digunakan jadi nama paguron silat dan nama gedung itu, dimakamkan di Gunung Lingga, di Kecamatan Cisitu, Sumedang, Jawa Barat.
Didorong keinginan kuat untuk ziarah, sowan, atau silaturahmi, Portal Bantim, suatu ketika sengaja melakukan perjalanan ke Gunung Lingga. Sendiri.
Baca Juga: Maxi, Saat Ini Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Tapi Dropping Vaksin Sangat Minim
Berkunjung ke makam keramat ini bisa menempuh dua jalan. Pertama, melalui kawasan Batudua, melewati area yang kerap digunakan untuk olahraga paralayang.
Bila menggunakan jalur ini, kita akan segera sampai di kaki Gunung Lingga. Pasalnya, kondisi jalannya cukup bagus. Jarak dari Jalan Raya Sumedang-Wado ke kaki gunung pun diperkirakan hanya 5 kilometer dan bisa ditempuh hanya sepuluh menit saja menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Kedua, melalui jalan lama, dari Pasir Hingkik. Karena kondisi jalan ini jelek sekali, berbatu dan sempit, waktu tempuhnya bisa lebih dari setengah jam. Padahal, jaraknya diperkirakan kurang dari 5 kilometer.
Portal Bantim karena ingin mengetahui kondisi Pasirhinggkik, sengaja memilih jalur kedua, denganmenggunakan ojek dari jalur Wado-Sumedang.