Kerajinan Tangan Rajapolah, Produk Lokal Yang Masuk Pasar Global

- 18 Juli 2022, 07:24 WIB
Sentra kerajinan Rajapolah di Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat yang sejak 1915 hingga kini masih bertahan mengikuti arus perkembangan zaman.
Sentra kerajinan Rajapolah di Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat yang sejak 1915 hingga kini masih bertahan mengikuti arus perkembangan zaman. /Portal Bandung Timur/ noni mega lestari/

PORTAL BANDUNG TIMUR -Rajapolah termasuk salah satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, terkenal sebagai sentra kerajinan tangan yang khas dan unik. Bahkan hingga saat ini.

Perubahan era digital membuat pemasaran dirasakan sangat mudah. Para pelaku industri kerajinan yang biasanya memasarkan produk mereka secara offline maupun online.

Menariknya lagi, pemasaran yang dilakukan tidak hanya dalam lingkup lokal. Tetapi juga masuk dalam pasar global. Potensi berharga ini tentunya bisa terus dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Baru Beberapa Menit Diumumkan, Tiket Presale B Playlist Live Festival di Bandung Sudah Full Booked

Sepi dan ramai silih berganti mewarnai perjalanan panjang pemasaran kerajinan tangan Rajapolah, dimulai tahun 1915 dengan maraknya pembuatan tikar. Sayang sekali pada tahun 1925 pernah terjadi penurunan produksi akibat tidak adanya pasar. Untungnya pada tahun 1962, seorang pengrajin berhasil melakukan terobosan karya dengan membuat kerajinan berupa tas, tempat pensil, dan kipas.

Inovasi ini menjadikan kerajinan tangan terus berkembang dan eksis hingga kini. Dan perkembangan pesat rupanya terabadikan di tahun 1990-an karena baiknya pemasaran.

Produsen kerajinan tangan di Kampung Kreatif Sukaruas, sesuai julukannya terus berkreasi menghasilkan produk yang menarik. Salah satunya adalah Belentuk Handycraft yang mulai beroperasi sekitar tahun 2000. Meski pengrajin hanya 5 orang saja, akan tetapi sudah banyak produk yang dihasilkan.

Baca Juga: PMI ke Malaysia Dihentikan, Malaysia Lakukan Praktek Perekrutan di Luar SMO

Putri owner Belentuk Handycraft, Evi mengatakan bahkan pernah ada permintaan pemesanan sebanyak 1000 pcs yang diminta selesai dalam waktu satu minggu. Hanya saja melihat proses pembuatan yang belum pakai mesin biasanya tidak semua produk bisa dipenuhi, karena memakai tenaga manusia jadi waktu yang diperlukan juga lama sedangkan waktu permintaan pemesanan biasanya singkat.

Produk kerajinan yang sudah jadi didistribusikan ke toko kerajinan Rajapolah, Bali, Yogyakarta dan dominan ke Jakarta. Dengan bahan baku mendong dan pandan, produk yang dihasilkan ada dompet kecil yang dilabeli Rp. 3.000,- saja, tas gagang kayu menjadi yang termurah dengan harga Rp35.000, sedangkan tas lainnya bisa bernilai ratusan ribu rupiah, tas dengan harga Rp50.000, menjadi produk terlaris.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x