Di Obok-Obok Mulai Sinetron ke Telenovela Sampai Drakor

- 22 Oktober 2020, 23:22 WIB
Ilustrasi sinetron.
Ilustrasi sinetron. /(CC BY 3.0, https://id.wikipedia.org/w/index.php?curid=798069)/

PORTAL BANDUNG TIMUR-

PADA dekade tahun 1990-an di negeri kita mulai masuk yang namanya teknologi, yaitu Komputer. Indonesia mulai menggunakan teknologi tersebut (meski sudah tertinggal 30 tahun dari negara adidaya). TV swasta mulai bertambah. Mulailah 'riuh'  industri seni salah satu yang turut terimbas sebagai banyak pengguna teknologi tersebut.

Maka industri seni terbagi menjadi 2 kiblat; yaitu mengikuti selera pasar atau tidak. Hingga terjadilah produk yang semrawut saat itu, tapi pasar banyak yang suka; demam sinetron, demam telenovela dari Mexico. Masyarakat Indonesia Mabuk kepayang dalam demam ini.

Indonesia pun menjadi sampah kuantitas, sementara kualitas terpinggirkan dan berlaga di dunia luar. Negeri kita saat itu belum siap dengan perangkat Industri seni, tapi Hongkong, China, Jepang dan India sudah siap dan tidak terganggu ingar-bingar industri seni. Puncaknya Industri film bioskop mati suri sampai 10 tahun, di bidang politik dan ekonomi kita remuk-redam saat peristiwa reformasi (yang saat ini sudah kehilangan maknanya).

Baca Juga: Bioskop Kembali Beroperasi, Dunia Perfilman dan Insan Kreatif Menggeliat

Masuk dekade tahun 2000-an. Lagi-lagi teknologi menghebohkan dunia maya, menjamurnya media sosial dengan segala atributnya. Negeri ini menjadi kelimpahan hasil teknologi canggih, jarak ribuan bahkan jutaan kilometer menjadi sedekat mata memandang. Fasilitas ini menjadi ajang berpikir bagi pelaku kreatif dengan segala aspek dari media sosial tersebut.

Persis dekade 2000-an ini perfilman Indonesia lahir kembali dari mati suri. Kelahiran ini menjadi cikal bakal dan harapan baru bagi Industri film, meski tetap terjadi 2 kiblat, yaitu selera pasar dan selera non pasar.

Memilih selera pasaratau non pasar adalah sebuah sikap yang tidak salah dan pilihan itu merespon sebagai penyedia pasar ataupun non pasar dalam memanfaatkan industri kreatif untukmasyarakatnya.

Baca Juga: Sosok Pria Terkaya di Asia, Mukesh Dhirubhai Ambani

Halaman:

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x