Full Wolf Moon, Malam ini dan Besok akan Menghiasi Langit

- 17 Januari 2022, 13:14 WIB
LAPAN umumkan akan terjadi fase Bulan Purnama dekat Pollux (Alfa Geminorum) pada Senin dan Selasa 17 dan 18 Januari 2022  malam.
LAPAN umumkan akan terjadi fase Bulan Purnama dekat Pollux (Alfa Geminorum) pada Senin dan Selasa 17 dan 18 Januari 2022 malam. /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memprediksi fenomena tata surya unik yang akan terjadi pada Senin, Selasa, 17-18 Januari 2022. Lapan mengumumkan akan terjadi fase Bulan Purnama dekat Pollux (Alfa Geminorum).

Dilansir Portal Bandung Timur dari edukasi.sains.lapan.go.id, bulan purnama yang terjadi di bulan Januari secara tradisional disebut juga Bulan Purnama Serigala atau Full Wolf Moon. Hal itu terjadi karena di belahan utara Bumi, serigala melolong kelaparan di tengah rendahnya suhu selama musim dingin. 

Saat Fase bulan purnama, konfigurasi Bulan berada membelakangi matahari dan segaris dengan bumi dan Matahari. Namujn begitu, setiap fase bulan burnama tidak selalu beriringan dengan gerhana bulan. Hal itu karena orbit Bulan membentuk sudut 5,1° terhadap ekliptika, sehingga Bulan tidak selalu memasuki bayangan Bumi ketika fase bulan purnama.

Baca Juga: Gempa Susulan Banten Kembali Terjadi, Kini Berpusat di Bayah

Fase bulan purnama atau dikenal juga dengan istilah fase oposisi (solar) Bulan, pada Januari 2022 ini terjadi tanggal 18 Januari pukul 06.48.34 WIB / 07.48.34 WITA / 08.48.34 WIT dengan jarak 401.503 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi Cancer.

Bulan purnama juga dapat disaksikan pada malam sebelumnya, Senin, 17 Januari 2022 sekitar pukul 18.00 WIB dari arah timur laut. Kemudian berkulminasi sekitar tengah malam hingga masuk hari Selasa, 18 Januari 2022 di arah utara, dan terbenam sekitar pukul 06.00 di arah barat laut.

Selain Full Wolf Moon, fenomena tata surya lain yang pada bulan Januari adalah Konjungsi Inferior Merkurius yang diprakirakan terjadi pada Minggu, 23 Januari 2022. Konjungsi Inferior Merkurius adalah konfigurasi ketika Bumi, Merkurius dan Matahari berada pada satu garis lurus.

Baca Juga: Sudah 175 Juta Rakyat Indonesia Mendapat Vaksin Dosis 1 dan  119 Juta Dosis 2 serta 1,3 Juta Dosis 3

Konjungsi inferior Merkurius sama seperti fase Bulan baru pada Bulan, sehingga Venus tidak tampak baik ketika senja maupun fajar.

Di laman itu Lapan juga merilis, Konjungsi inferior Merkurius menandai pergantian ketampakan Merkurius dari senja ke fajar. Selain itu, konjungsi inferior merupakan titik tengah dari siklus retrograd Merkurius yang menandai titik balik gerak semu Merkurius ( jika diamati dari Bumi) sebelum Merkurius kembali melakukan gerak prograde.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x