Pulau Serasan Natuna Dilanda Banjir dan Tanah Longsor , 50 Orang Meninggal

- 7 Maret 2023, 07:33 WIB
Warga tengah mencari keluarga di lokasi banjir dan tanah longsor di Pulau Serasan Kepulauan Natuna Provinsi Riau, Senin 6 Maret 2023.
Warga tengah mencari keluarga di lokasi banjir dan tanah longsor di Pulau Serasan Kepulauan Natuna Provinsi Riau, Senin 6 Maret 2023. /Foto : Dokumentasi BNPB/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Banjir dan tanah longsor dalam 5 hari terakhir telah melanda Pulau Serasan di Kepulauan Natuna Kabupaten Natuna Provinsi Riau. Hingga Senin 6 Maret 2023 dikabarkan sedikitnya 50 orang meninggal dunia akibat tanah longsor.

 “Akibat hujan selama lima hari berturut turut telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Tanah longsor pertama terjadi di  Serasan Timur tidak ada korban jiwa dan peristiwa longsor di Genting, Serasan, Kabupaten Natuna kabarnya ada korban sekitar 50 orang. Saya pun belum tahu persis, tapi informasinya sekitar 50 orang meninggal,” ujar Bupati Natuna, WAN Siswandi dalam keterangan persnya usai meninjau Pulau Serasan sore hari.

Sementara informasi yang dikutip dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana (PNPB), Selasa 7 Maret 2023, banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengakibatkan kurang lebih 10 orang meninggal dunia. Peristiwa itu dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi ditambah kondisi tanah yang labil.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Akan Berbicara Masalah Toleransi Beragama di Universitas Kyoto Jepang

Kepala Bidang Kedaruratan, Pusdalops PB dan Logistik BPBD Provinsi Kepulauan Riau, Junainah melaporkan bahwa data korban meninggal dunia masih berpotensi berubah. Sebab, hingga saat ini proses evakuasi masih berlangsung.

"Baru perkiraan. Kemungkinan data dapat berubah-ubah. Informasi terakhir tadi memang sudah ada kantong jenazah sebanyak 10 kantong yang sudah terisi," jelas Junainah, sebagaimana dikutip dari situs resmi bnpb.go.id, Selasa 7 Maret 2023.

Dalam keterangannya Junainah mengatakan akibat kondisi cuaca, sulitnya akses ditambah jaringan telekomunikasi yang terputus juga menghambat proses pencarian dan pertolongan. Lebih lanjut, sulitnya akses dan faktor jaringan tersebut juga menghambat tim  dalam pelaporan data sehingga pemutakhiran data belum dapat dilakukan secara maksimal.

"Cuaca berubah-ubah. Angin masih kencang. Ombak sedang tinggi. Lokasi berada di beda pulau dari pusat pemerintahan Kabupaten Natuna. BPBD Provinsi tetap standby, ekarang masih evakuasi. Semua unsur mulai dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan masih proses evakuasi. Jaringan terputus hingga laporan terbaru," jelas Junainah. 

Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB telah beberapa kali menghubungi beberapa pihak BPBD Kabupaten Natuna termasuk kepala pelaksana namun belum dapat terhubung. Sementara itu, data dan perkembangan informasi selanjutnya akan diberikan secara berkala. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x