Menag Yaqut Cholil Qoumas, Jangan Terulang Peristiwa Pelaksanaan Haji 1444 Hijriah

- 25 Oktober 2023, 07:06 WIB
Jemaah haji Indonesia lanjut usia saat berada dalam pesawat. Pada pelaksanaan Ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi hampir 30 persen jemaah haji usia lanjut dan 75 persen memiliki riwayat penyakit.
Jemaah haji Indonesia lanjut usia saat berada dalam pesawat. Pada pelaksanaan Ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi hampir 30 persen jemaah haji usia lanjut dan 75 persen memiliki riwayat penyakit. /ANTARA/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menegaskan peristiwa pelaksanaan Ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi tidak boleh terulang pada pelaksanaan Ibadah Haji 14445 Hijriah/2024 Masehi. Pada pelaksanaan Ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi dari 200 ribu jemaah haji 75 persen memiliki riwayat penyakit dan 30 persen berusia lanjut.

Hal tersebut disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat berlangsung Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 yang akan berakhir Rabu 25 Oktober 2023 hari ini di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).  “Kuota haji yang terbatas setiap tahunnya menjadi salah satu penyebab antrian haji semakin panjang dan masa tunggu semakin lama dan banyak masyarakat Indonesia yang baru bisa berangkat haji di usia tua akibat hal tersebut,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas, pada tahun 2023 dari total keseluruhan kurang lebih dua ratus ribu jemaah haji, ada sekitar 30 persen jemaah haji asal Indonesia yang telah berusia lanjut. Kemudian sekitar 75 persen yang memiliki riwayat penyakit.

Baca Juga: Mau Pergi Haji, Ini 9 Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023

“Ini tantangan yang wajib kita cari jalan keluarnya bersama-sama, pentingnya bagi pemerintah melalui Kementerian Agama dalam mempersiapkan pelayanan ibadah haji yang optimal termasuk dalam penjaminan kesehatan. Karena pelaksanaan pelayanan ibadah haji bukan hanya kewajiban dari Kementerian Agama, namun juga instansi pemerintah lainnya seperti Kementerian Kesehatan,” ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Menurutnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas penjaminan kesehatan para jemaah haji menjadi tantangan berat yang harus segera diselesaikan, jangan sampai kejadian pada musim haji kemarin, dimana terdapat banyak jemaah yang sakit sepanjang proses haji terulang kembali.

“Kunci utamanya adalah istitha’ah kesehatan, maka sangat penting bahwa selama forum Mudzakarah ini berlangsung ada pembahasan terkait kriteria istithaah kesehatan dengan baik. Penetapan kriteria akan dilakukan setelah terjadi pembahasan, untuk kemudian dilakukan pengambilan keputusannya,” imbuh Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Juga: Desain Batik Haji Indonesia Disayembarakan Kemenag, Diharapkan Mencerminkan Kultur Budaya

Sementara  Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D., mengatakan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 menjadi forum untuk melakukan pertemuan yang membahas terkait berbagai persoalan dalam melakukan pelayanan haji ini mengambil tema ‘Penguatan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji’. Forum diselenggarakan utnuk mencari solusi permasalahan haji setiap tahunnya terus berkembang, termasuk terkait istithaah kesehatan di kalangan para jemaah.

“Oleh karena itu, penting bagi kami untuk merumuskan berbagai kebijakan terbaru terkait dengan istitha’ah kesehatan melalui Mudzakarah yang dapat menghubungkan berbagai pakar termasuk di bidang kesehatan dengan para ulama. Ini juga harus menjadi catatan penting mengingat angka kematian jemaah haji Indonesia di tahun 2023 menjadi yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir penyelenggaraan haji,” ungkap Hilman Latief.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x