Network
PORTAL BANDUNG TIMUR – Musim mudik lebaran 2022 telah tiba. Para pemudik bersiap menempuh perjalanan jauh untuk berjumpa dengan sanak keluarga di kampung halaman. Semuanya harus disiapkan, meluai dari kondisi kendaraan hingga kesehatan para pengendaranya.
Perjalanan menuju kampung halaman saat lebaran memang cukup melelahkan. Terlebih dengan tingginya atusias masyarakat untuk mudik lebaram tahun ini, mengingat selama dua tahun sebelumnya pemerintah melarang aktivitas mudik karena Pandemi Covid-19. Kepadatan serta antrian kendaraan di sepanjang jalur mudik, baik jalan tol mupun non tol tak bisa terelakkan.
Rest area menjadi salah satu pilihan para pemudik untuk melepas lelah saat menempuh perjalanan menuju kampung halaman. Namun tahukah anda? Rest area di jalan tol merupakan salah satu titik yang oleh pihak kepolisian dinilai rawan aksi kejahatan. Para pemudik pun diimbau untuk berhati-hati saat berisitirahat di rest area.
Kepolsian Daerah Jawa Barat telah memetakan modus kejahatan di rest area. termasuk salah satu kawasan yang rawan akan aksi kejahatan. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim mengatakan, para pelaku pun biasanya mengincar korbannya yang lengah atau kecapaian saat melakukan perjalanan jauh.
Untuk mengantisipasi tidak kejahatan tersebut, kata Ibrahim Tompo, Pihak kepolisian melakukan langkah antisipasi dengan menambah personel pengamanan di setiap rest area.
"Untuk itu dalam masa mudik ini kita sudah meningkatkan jumlah anggota kepolisian termasuk di rest area. Upaya preventif dan represif pun dilakukan, salah satunya penangkapan yang dilakukan pada dua komplotan pencuri spesialis rest area," kata Ibrahim Tompo, Kamis 28 April 2022.
Namun begitu, Ibrahim Tompo menegaskan, pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian harus diiringi dengan peran aktif dari masyarakat atau pemudik. Menurutnya, jika masyarakat mendapati adanya tindak kejahatan saat ada di rest area, dimohon segera mencari pos polisi terdekat atau melapor kepada pihak keamanan rest area.
Pengamanan di rest area nanti, lanjut Ibrahim dilakukan secara terbuka dan tertutup. Maksudnya, ada beberapa personel polisi yang gunakan seragam lengkap, serta ada yang menggunakan pakaian preman, untuk undercover penjagaan.
"Imbauan-imbauan sudah kami berikan termasuk di tempat-tempat umum yang sering dilalui pengguna rest area," Pungkasnya.***
