Langkah yang dilakukan Kementerian PUPR merupakan upaya reaksi cepat dalam proses pemulihan. Selain itu diharapkan juga bisa memberikan efek psikologis bagi para penyintas.
“Teman-teman menghitung, 200 unit bisa diselesaikan dalam waktu dua bulan. Saya coba lakukan lebih cepat lagi. Pengalaman di Lumajang, itu dua ribu unit bisa diselesaikan dua bulan. Kami ingin percepatan karena kemaren kita lihat ada pengungsi yang meninggal karena kedinginan,” katanya.
Prioritas yang nanti menempati lahan relokasi adalah warga yang kondisi rumahnya rusak berat serta berada di lokasi zona merah. Bagi Iwan, relokasi menjadi momentum menata ruang kembali serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak menempati kawasan permukiman di zona rawan.
“Lahan relokasi di Desa Sirnagalih itu sangat premium karena berada di lokasi yang strategis. Dekat dengan terminal dan mata pencaharian pun bisa dilakukan di sana. Memang, relokasi itu bukan hanya memindahkan orang, tapi juga kehidupannya,” pungkasnya. (dani jatnika)***