Selendang Batik Cetak Sepanjang 198 Meter Dibuat Masyarakat Parungseah

- 9 Oktober 2020, 00:04 WIB
CAMAT Camat Sukabumi M Munir (tiga kiri) berfoto bersama konsulta pariwisata Agus Ramadhan (kiri) dan General Manager Anugerah Hotel, Dian Septo Pramono (dua kiri) setelah menerima sertifikat Original Rekor Indonesia Award yang diserahkan Presiden ORI, Guruh Susanto, pada kegiatan membuat selendang batik cetak sepanjang 198 meter.***
CAMAT Camat Sukabumi M Munir (tiga kiri) berfoto bersama konsulta pariwisata Agus Ramadhan (kiri) dan General Manager Anugerah Hotel, Dian Septo Pramono (dua kiri) setelah menerima sertifikat Original Rekor Indonesia Award yang diserahkan Presiden ORI, Guruh Susanto, pada kegiatan membuat selendang batik cetak sepanjang 198 meter.*** /Heriyanto Retno

PORTAL BANDUNG TIMUR - Masyarakat Desa Agro Eduwisata Parungseah Kampung Bojong Duren, Desa Parungseah, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, membuat selendang batik cetak sepanjang 198 meter. Kegiatan membatik selama 2 jam lebih dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2020 tercatat dalam Original Rekor Indonesia Award (ORI).

General Manager Anugrah Hotel, Dian Septo Pramono, mengungkapkan bahwa kegiatan yang digagas pihaknya selain dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, juga memperkenalkan Desa Parungseah, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, sebagai Desa Agro Eduwisata.

“Kegiatan merupakan bentuk kepedulian kami sebagai bagian dari pelaku usaha dalam melestarikan budaya bangsa dan juga memperkenalkan Desa Parungseah ini sebagai Desa Agro Eduwisata yang bila terus dipromosikan dengan berbagai kegiatan nantinya akan menyedot wisatawan untuk datang dan  hal ini tentunya akan berimbas pada tingkat hunian hotel,” ujar Dian Septo Pramono, seusai menerima Serifikat Original Rekor Indonesia Award (ORI) yang diserahkan Presiden ORI, Guruh Susanto, Jumat 2 Oktober 2020.

Diungkapkan Dian, kegiatan yang diselenggarakan merupakan upaya pihaknya untuk memberi nilai tambah pada lingkungan sekitar yang turut berkontribusi dan mendukung kemajuan pariwisata kota maupun kabupaten Sukabumi berbasis desa wisata. “Kegiatan kita laksanakan dalam rangka melakukan peningkatan desa binaan dalam program pemberdayaan masyarakat Kabupaten Sukabumi,” tambah Dian Septo Pramono.

Baca Juga: Sampah B3 Medis Dibuang di Jalan Raya Pacet Cianjur

Sementara Camat Sukabumi E. Suherman, mengatakan kegiatan yang diselenggarakan dalam upaya pelestarian dan mengenalkan motif batik Sukabumian. “Saat ini beragam motif batik Sukabumian seperti motif manggis, penyu, wijayakusuma, garuda ngupuk dan lainnya sudah kurang dikenal masyarakat luas, karenanya Hari Batik Nasional kami jadikan momentum untuk memperkenalkan batik khas kabupaten Sukabumi atau Batik Sukabumian,” ujar E. Suherman.

Praktisi pariwisata yang juga konsultan pariwisata Desa Agro Eduwisata Parungseah, Agus Ramadhan mengatakan meskipun melibatkan ratusan warga Parungseah, kegiatan membatik cetak selendang sepanjang 198 meter dilaksanakan dengan menjalankan protokol keseharan. Selain menjaga jarak setiap peserta membatik terlebihdahulu diperiksa suhu tubuh dan menggunakan masker serta face shield.

Kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat menurut Agus mampu mewujudkan Desa Parungseah sebagai Desa Wisata Agro dan Wisata Edukasi. “Saat ini Desa Parungseah sudah memenuhi unsur tiga unsur objek wisata, yaitu adanya  unsur atraksi berikut dengan hamparan sawah alami, kemudian ada aksesibilitas kebetulan akses juga tidak terlalu jauh dan mudah terjangkau, serta unsur amenitas berupa penunjang lainnya,” pungkas Agus. (wawan kusmiran)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x