Sosialisasi Tidak Masif, Masyarakat Adat Rentan Hadapi Masalah Kepemiluan

- 24 Mei 2023, 20:05 WIB
Gelaran Diskusi Publik bertema “Mengawal Seleksi Berintegritas”, menghadirkan pembicara Tim Seleksi Anggota KPU Jabar dan Deep Indonesia. Penyelenggara diskusi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Selasa, 23 Mei 2023.
Gelaran Diskusi Publik bertema “Mengawal Seleksi Berintegritas”, menghadirkan pembicara Tim Seleksi Anggota KPU Jabar dan Deep Indonesia. Penyelenggara diskusi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Selasa, 23 Mei 2023. / Foto: Portal Bandung Timur/Ari Prianto Teguh/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kelompok masyarakat adat dinilai rentan terhadap masalah saat menghadapi proses Pemilu. Lembaga Non Government Organisation (NGO) Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, menilai hal itu kerap terjadi.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur DEEP Indonesia, Neni Nur Hayati, kepada Portal Bandung Timur usai gelaran Diskusi Publik bertema “Mengawal Seleksi Berintegritas”, diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Bandung. Pihaknya menenggarai hal tersebut muncul akibat sosialisasi tidak masif dan ada gap informasi komunikasi mengenai pemilu.

Gap informasi komunikasi, menurut Neni Nur Hayati, menyebabkan  sosialisasi pemilu tidak maksimal. Oleh karenanya, Deep Indonesia mendorong bagaimana penyelenggara pemilu memiliki kreativitas dan inovasi untuk merangkul kelompok-kelompok rentan.

Baca Juga: Fauzan Ali Rasyid Berharap Banyak Warga Jabar DaftarAnggota KPU

"Bukan hal sulit untuk dilakukan oleh penyelenggara Pemilu kepada masyarakat adat, menciptakan Pemilu inklusif. Pemilu inklusif bukan sekedar wacana saja, tetapi diimplementasikan dalam tindakan nyata dengan merangkul mereka," ungkap Neni Nur Hayati.

DEEP Indonesia mengharapkan, bagaimana mereka merasakan bahwa demokrasi itu hadir untuk kelompok-kelompok rsntan dan mereka tidak merasa ditinggalkan oleh demokrasi itu.

Sementara itu, disinggung soal tingkat partisipasi masyarakat adat dalam proses pemilu sebelumnya yaitu pemilu 2019, pantauan Deep Indonesia, bahwa tingkat partisipasi masyarakat adat cukup tinggi.

Hal penting digaris bawahi penyelenggara pemilu, dari tingginya angka partisipasi pemilu kelompok rentan itu, menurut Neni Nur Hayati, yaitu dipastikan pula bahwa kelompok rentan ini mencoblos di TPS dengan baik dan benar.

Baca Juga: Pagu Anggaran KPU RI Tahun 2023 Sebesar 15,9 Triliun Disetujui DPR, Begini Rinciannya

"Mereka datang ke TPS itu bukan hanya sekedar mendobrak angka partisipasi saja, tetapi bagaimana memastikan bahwa yang dipilihnya itu valid dan sah sehingga suaranya bisa dihitung.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x