Kadek Septa Adi Kritik Perang Lewat Seni Grafis di Hybridium Lembang

- 14 Juni 2024, 23:15 WIB
Karya Lino Cut Kadek Septa Adi Mengkritik Perang di Hybridium Lembang
Karya Lino Cut Kadek Septa Adi Mengkritik Perang di Hybridium Lembang /denny

Karya-karya disini, tegas Axel Ridzky merujuk pada sebuah renungan, keluar ke hal lebih luas di mana kita masih menemukan konflik, gesekan, perang. Kecenderungan gambar berseri pada karya Kadek Septa Adi ini, menyajikan empat kanvas sebagai media hasil cukilannya cukup menantang pada prosesnya karena pengunjung pameran bisa melihat secara langsung bagaimana hasil cukilannya pada bidang dupleks (plat matrik). Serta tiga plat/matrik tanpa hasil cetaknya.

"Rupanya, komik menjadi salah satu perbendaharaan rupa yang dikonsumsi oleh Kadek Septa Adi pada karya-karya cukil sejak 2008," katanya.

Seniman ini menghimpun banyak figur-figur khayalan pada beberapa adegan di atas satu bidang karya, sehingga gambar yang dihasilkan terkesan padat namun dikomposisi dengan cukup apik, disertai teks minimalis.

Unsur tradisi gambar Bali (lukisan Kamasan, Batuan, Ubud, Young Artist, dll.) terasa tidak berjarak dengan bentuk-bentuk objek yang modern pada satu karya.

"Nampaknya unsur garis, bidang dari lukisan tradisi Bali memungkinkan tetap dihadirkan dengan teknik cetak ini," katanya.

Pengunjung pameran tunggal Kadek Septa Adi di Hybridium - Lawangwangi Creative Space, Lembang Bandung.
Pengunjung pameran tunggal Kadek Septa Adi di Hybridium - Lawangwangi Creative Space, Lembang Bandung. denni

Galeri Hybridium Incar Kolektor Muda

Andonowati, Direktur ArtSociates mengatakan, karya grafis Kadek Septa Adi menarik pada unsur detail, topik dalam karya serta craftmenshipnya luar biasa. Matrik dan cetakannya dipamerkan bersamaan untuk menunjukkan bagaimana skill seniman ini.

"Hybridium ke depan akan membuka shop khusus karya limited edition bersamaan dengan pameran seniman terpilih di ruang galeri Lawangwangi serta art fair yang ada di Indonesia. Harapannya, bahwa, karya limited edition, dapat lebih dijangkau oleh kolektor daripada karya-karya besar yang biasa dipamerkan di ruang galeri Lawangwangi," katanya.

Sementara itu, saat ditemui usai pembukaan
Kadek Septa Adi mengatakan dirinya menggunakan penggabungan seni lukis tradisi dan seni grafis.

Halaman:

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah