Eceng Gondok Waduk Cirata Dikeluhkan Petani Ikan dan Pemancing

- 17 Juni 2024, 16:55 WIB
Tanaman air Eceng Gondok tampak menutupi permukaan Waduk Cirata di Darmaga  Babakan Garut Kabupaten Cianjur Jawa Barat  dikeluhkan petani budidaya ikan air dan juga pemancing serta warga pengguna kendaran air.
Tanaman air Eceng Gondok tampak menutupi permukaan Waduk Cirata di Darmaga Babakan Garut Kabupaten Cianjur Jawa Barat dikeluhkan petani budidaya ikan air dan juga pemancing serta warga pengguna kendaran air. /Portal Bandung Timur/Anwar Julianto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kehadiran tanaman air Eceng Gondok kian bertumbuh hingga menutupi Waduk Cirata yang berada di tiga wilayah kabupaten di Jawa Barat. Waduk Cirata yang membendung aliran Sungai Citarum berada diwilayah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

Keberadaan tumbuhan air dengan nama latin Eichhornia crassipes, banyak ditemui di  Dermaga Babakan Garut, yang masuk ke wilayah Kabupaten Cianjur. Keberadaan  Eceng Gondok selama musim penghujan menghambat para pemancing, petani ikan hingga penjual keliling melakukan aktivitas sehari-harinya.

Penyebab meningkatkan tanaman air Eceng Gondok tersebut dikarenakan volume air yang terus meningkat di Bendungan Cirata selama musim penghujan periode tatun 2024 yang lumayan panjang. Kondisi cuaca ataupun iklim membuat polusi pertumbuhan Eceng Gondok sangat cepat dan jadi padat.

Baca Juga: Petani Ikan Japung Cirata Banyak Beralih Budidaya Ikan di Darat

Eceng Gondok sebagai tanaman air dikenal karena kemampuannya untuk tumbuh dengan cepat dan menutupi permukaan air. Ini mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air, yang pada gilirannya mempengaruhi fotosintesis tumbuhan air lainnya dan mengurangi kadar oksigen terlarut.

Hadirnya Eceng Gondok membuat ikan menjadi kekurangan oksigen, nafsu makan ikan jadi berkurang. Akibatnya menghambat ke pertumbuhan bahkan berpotensi ikan mati. Sehingga petani budidaya ikan kesulitan mendapatkan ikan yang subur.

“Ikannya pada mabok, dari jam 3 shubuh sampe sekarang sekitar jam 12an belum dapet ikan” ujar Abah Didi seorang pengelola kolam jala terapung.

Para petani ikan mengeluhkan hadirnya tanaman air tersebut, menganggu aktivitas perberdayaan hasil ikan dan pariwisata setempat. Selain membuat pemandangan tidak indah, eceng gondok kerap kali memperlambat laju jalur perahu.

“Yang biasanya perjalan cuma sepuluh menit, sekarang bisa sampe setengah jam” ujar pemandu perahu, Minggu, 14 April 2024.

Baca Juga: Sesar Cirata Bergerak, Purwakarta Jawa Barat dan Sekitarnya di Guncang Gempa Bumi 3 Kali

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah