Network
PORTAL BANDUNG TIMUR – Petani budidaya ikan di jaring apung (japung) Cirata mulai beralih usaha budidaya ikan di darat dengan sistem bioflok. Sistem pembudidayaan ikan dengan teknologi Bioflok diterapkan Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Cianjur sejak tahun 2020.
Kabid Budidaya Perikanan, Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Erwin Syaripudin, mengungkapkan disela meninjau salah satu penerima manfaat program alih pungsi usaha bagi pembudidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA) yang terkena dampak penertiban di area Waduk Cirata, tepatnya di perairan Jangari, Kecamatan Mande.
“Bioflok dapat terbentuk jika ada 4 komponen yaitu sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen,” kata Erwin Syaripudin, di damping H. Wawan Setiawan salah seorang penerima manfaat bantuan.
Dijelaskan Erwin Syaripudin, Bioflok dapat terbentuk jika ada 4 komponen. “Yaitu sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen,” kata Erwin Syaripudin.
Baca Juga: Ribuan Koperasi di Kabupaten Cianjur Tidak Aktif, Ini Faktor Penyebabnya
Dikatakan Erwin Syaripundin, model budidaya ikan yang dipilih berupa model Bioflok. Dimana Bioflok berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok “gumpalan.
“Jadi bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme berupa bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing dan lain lain yang tergabung dalam gumpalan atau floc,” kata Erwi Syaripudin.
Terbentuknya bioflok menurut Erwi Syaripudin, terjadi melalui pengadukan bahan organik oleh aerasi supaya terlarut dalam kolom air untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobakik atau kondisi cukup oksigen. Kemudian menempel pada partikel organik, menguraikan bahan organik atau mengambil C-organik, selanjutnya menyerap mineral seperti ammonia, fosfat dan nutrient lain dalam air.
“Sehingga bakteri yang menguntungkan akan berkembang biak dengan baik. Bakteri-bakteri ini akan membentuk konsorsium dan terjadi pembentukan flok. Hasilnya kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi flok yang dapat dimakan oleh ikan,” kata Erwin Syaripudin.
Baca Juga: Setiap Tempat Usaha di Kabupaten Cianjur Harus Miliki APAR
