Daryono, Gempa Bumi Tektonik Selatan Jawa barat Bukan Gempa Megathrust

- 28 April 2024, 07:48 WIB
Gempa bumi tektonik selatan Jawa barat magnitudo 6.2 Sabtu 27 April 2024 bukan Megathrust tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi tektonik selatan Jawa barat magnitudo 6.2 Sabtu 27 April 2024 bukan Megathrust tidak berpotensi tsunami. /Tangkapanlayar Instagram @daryonobmkg/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi, Daryono memastikan gempa bumi Jawa Barat selatan dengan magnitudo 6.2 tidak berpotensi tsunami. Gempa bumi yang berpusat di laut Samudera Hindia bukan merupakan gempa bumi Megathrust.

Hal tersebut disampaikan Daryono dalam media sosial pribadinya Instagram @daryonobmkg, disebutkan, gempa bumi selatan Jawa Barat magnitudo 6,2 bukan gempa megathrust yang berpusat di bidang kontak antar lempeng. “Tapi gempa ini dipicu pecahnya batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam atau tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. Gempa ini populer disebut sebagai Intraslab Earthquake,” kata Daryono.

Sementara Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BBMKG Wilayah II Tanggerang Hartanto menyatakan bahwa pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sekali aktivitas gempa bumi susulan atau  aftershock  dengan magnitudo 3.1.

Baca Juga: Ini Penjelasan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Gempa di Pesisir Selatan Jawa Barat

Disampaikan Hartanto, gempa bumi tektonik yang terjadi pada hari Sabtu 27 April 2024 pukul 23.29 WIB berpusat di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi memiliki parameter update dengan magnitude magnitude 6.2 dari yang sebelumnya diinformasikan berkekuatan magnitude 6.6.

Sementara episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39 derajat Lintang Selatan  dan 107,11 derajat Bujur Timur. “Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 kilometer,” kata Hartanto dalam keterangan di Instagram @bmkgwilayah2.
 
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Hartanto, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi Menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat. “Atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng atau intra-slab earthquake, dan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust Fault, tidak berpotensi Tsunami,” tambah Hartanto.

Baca Juga: Gempa Bumi Mag 6,5 Guncang Garut, Sejumlah Rumah Warga Dilaporkan Rusak

Sementara untuk dampak gempa bumi, dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI. Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Sementara di Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan sekitarnya serta Kabupaten Garut dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI. Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Sedangkan di wilayah Tangerang dan Tangsel Banten serta DKI Jakarta, juga sejumlah wilayah Jawa Tengah seperti di Kebumen, Banyumas, Cilacap dan  Purwokerto dirasakan dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x