PORTAL BANDUNG TIMUR - Dikenal sebagai
a driving force dalam duni seni rupa di Indonesia, Perupa Mella Jaarsma menaruh perhatian serius akan politik pangan yang tengah terjadi Papua dan Kalimantan.
Isu politik pangan tersebut tak hanya menjadi persoalan nasional, tetapi berdampak global sejak isu perubahan iklim ini mengancam peradaban manusia di muka bumi.
Korporasi antarnegara turut menggerakkan ekonom global pada sektor ini, walhasil politik pangan dengan sudut pandang liberal digunakan pelbagai pemerintah dengan mindset korporasi untuk meneruskan proyek-proyek multinasional yang dikenal dengan istilah global food and environment program.
Berangkat darisanalah, Mella Jaarsma coba meretas persoalan-persoalan sosial dan budaya sebagai dampak dari politik ekonomi pangan yang bergerak secara massif melalui pameran tunggal bertajuk "Tiga Pasang Tangan/Three Pairs of Hands”
Dalam pameran tunggal di Lawangwangi Creative Space, Bandung Barat, yang berlangsung dari 10 Mei hingga 10 Juni 2024 ini, Mella Jaarsma melibatkan Arham Rahman sebagai kurator pameran serta beberapa peneliti sektor pangan yang turut dihadirkan.
Hilangnya Hutan Adat di Merauke dan Kalimantan
Mella Jaarsma pada pameran “Tiga Pasang Tangan” ini meretas proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE). Proyek yang membabat hutan adat Suku Marind di Merauke untuk dijadikan area industri sawit dan ketahanan pangan.
Masyarakat Suku Marind pun kehilangan sumber pangan harian yang sebelumnya melimpah. Atau yang paling anyar, program serupa di Kalimantan (food estate), yang secara ugal-ugalan mengubah hutan menjadi lahan pertanian jagung dan mematikan sumber potensi pangan lokal.