Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan, Tidak Ditemukan TTS di Indonesia

- 10 Mei 2024, 07:52 WIB
Ketua Komnas KIPI Prof Hinky Hindra Irawan Satari, pastikan di Indonesia tidak diketemukan sindrom trombosis dengan trombositopenia atau TTS.
Ketua Komnas KIPI Prof Hinky Hindra Irawan Satari, pastikan di Indonesia tidak diketemukan sindrom trombosis dengan trombositopenia atau TTS. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Di Indonesia tidak diketemukan sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi bersama Kementerian Kesehatanan serta Badan Pengawas Obat dan makanan sejak Maret 2021 sampai Juli 2022 terus melakukan surveilans aktif dan pasif.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan Satari, terkait ramainya penarikan vaksin AstraZeneca dengan adanya TTS. “Sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM melakukan surveilans aktif terhadap berbagai macam gejala atau penyakit yang dicurigai ada keterkaitan dengan vaksin Covidd-19 termasuk TTS,” kata Hinky Hindra Irawan Satari.

Baca Juga: Ini Penjelasan BPOM Terkait Keamanan Vaksin Covid 19 Astra Zeneca

Disampaikan Hinky Hindra Irawan Satari sebagaimana dikutip dari situs Kemenkes Sehat Negeriku, survei dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun. “Selama setahun, bahkan lebih, kami amati dari Maret 2021 sampai Juli 2022. Kami lanjutkan lebih dari setahun karena tidak ada gejalanya, jadi kami lanjutkan beberapa bulan untuk juga supaya memenuhi kebutuhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyatakan ada atau tidak ada keterkaitan. Sampai kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca, jadi kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin Covid-19,” terang Hinky Hindra Irawan Satari.

Berdasarkan surveilans aktif dan pasif yang sampai saat ini masih dilakukan oleh Komnas KIPI tersebut menurut Hinky Hindra Irawan Satari, pihaknya tidak menemukan adanya kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome atau TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia.

“Keamanan dan manfaat sebuah vaksin sudah melalui berbagai tahapan uji klinis, mulaiuji klini tahap 1, 2, 3 dan 4 termasuk vaksin Covid-19 yang melibatkan jutaan orang, sampai dikeluarkannya izin edar. Dan pemantauan terhadap keamanan vaksin masih terus dilakukan setelah vaksin beredar” tegas Hinky Hindra Irawan Satari.

Baca Juga: Bio Farma, WHO, MPP dan CEPI Kolaborasi Tingkatkan Ketersedian Vaksin

Disampaikan Hinky Hindra Irawan Satari, Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi Covid-19. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Setelah surveilans aktif selesai, Komnas KIPI tetap melakukan surveilans pasif hingga hari ini. Berdasarkan laporan yang masuk, tidak ditemukan laporan kasus TTS.

TTS merupakan penyakit yang menyebabkan penderita mengalami pembekuan darah serta trombosit darah yang rendah. Kasusnya sangat jarang terjadi di masyarakat, tapi bisa menyebabkan gejala yang serius.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: sehatnegeriku.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah