Penulis Juliette Koning mengatakan, ’Jikalau tak Untung’ sebagai bagian dari rangkaian karya yang mewakili pendapat-pendapat dari wanita-wanita pribumi yang terpelajar, seperti novel ‘Kehilangan Mestika’ karya Hamidah (1935) dan “Manusia Lepas’ karya Soewarsih Djojopuspito (1940).
Saat menjadi Pemimpin Redaksi majalah Soeara Kaoem Ibu Soematra, Sariamin Ismail sangat getol menyuarakan nilai keluarga inti yang kontras dengan realitas masyarakat saat itu.
Baca Juga: Usai, DKI Jakarta Penuhi Perintah Jokowi Capai Target Vaksinasi 7,5 Juta Jiwa
Dengan nama samaran Seleguri, Sariamin Ismail mengutuk poligami dan menekankan pentingnya hubungan dalam keluarga inti. Selain itu, dia juga mendorong kesadaran masyarkaat yang mengarah kepada kemerdekaan.
Atas tulisan-tulisannya itu, Sariamin Ismail sedikitnya tiga kali dikenai delik pers dan diseret ke pengadilan. Tempat yang kemudian dirinya menemukan sang suami yang bekerja di lembaga itu.
Disaat Indonesia sudah merdeka, sebagai tokoh pergerakan di daerahnya, Sariamin Ismail hanya bertahan dua tahun menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kawasan wilayah Riau, setelah itu kembali mengajar dan menulis buku. Hingga menjelang wafat tahu 1995, Sariamin Ismail masih sempat menerbitkan dua karyanya berupa antologi puisi dan film dokumenter.
Jadi, sangatlah pantas kalau Sariamin Ismail dijadikan google untuk ilustrasi Google Doodle karena ketokohan. Bahkan teriring ucapan, Selamat ulang tahun, Sariamin Ismail! Terima kasih telah menginspirasi generasi baru wanita untuk menggunakan suara mereka.(heriyanto)***