Oksigen Langka, Selama Ini 75 Persen Digunakan Untuk Industri

- 6 Juli 2021, 02:02 WIB
Penggunaan oksigen medis meningkat, pemerintah berencana mengalihkan penggunaan 75 persen oksigen industri untuk kebutuhan penanganan oksigen kesehatan.
Penggunaan oksigen medis meningkat, pemerintah berencana mengalihkan penggunaan 75 persen oksigen industri untuk kebutuhan penanganan oksigen kesehatan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah tengah memaksimalkan kapasitas produksi oksigen nasional agar bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan medis. Kebutuhan oksigen medis di sejumlah daerah dilaporkan terjadi kelangkaan stok bersamaan dengan lonjakan kasus Covid-19.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, merespon kelangkaan oksigen medis disejumlah daerah. “Kami telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90 persen,” jelas  Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, kapasitas produksi oksigen di Indonesia pertahunnya mencapai 866.000 ton  dengan utilisasi produksi pertahunnya 638.900 ribu. Sebanyak 75 persen digunakan untuk industri dan hanya 25 persen dipakai medis.

Baca Juga: Aplikasi Pedulilindungi Diyakini Mempermudah Warga Bepergian

“Melalui konversi ini, maka jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton. Untuk saat ini, kapasitas oksigen yang ada akan dimaksimalkan di 7 Provinsi di Jawa-Bali karena meningkatnya kasus Covid-19, sementara pasokan oksigen di RS semakin berkurang ditengah kebutuhan yang semakin tinggi,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Berdasarkan data Kemenkes, menurut Budi Gunadi Sadikin, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien Covid-19 mencapai 1.928 ton/hari. Sementara kapasitas yang tersedia ada 2.262 ton/hari, dengan demikian, ditargetkan untuk wilayah Jawa-Bali bisa mensuplai oksigen sebanyak 2.262 ton/hari.

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, penyebab terjadinya kelangkaan stok oksigen di beberapa daerah disebabkan rantai distribusi yang belum optimal. Untuk itu, pemerintah mengupayakan agar penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi lebih dipercepat.

“Kami menyadari ada isu terkait distribusi. Karena memang di Jawa Tengah adalah daerah paling sedikit produksi oksigennya, paling banyak di Jawa Barat dan Jawa Timur, jadi kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Tunjukan Hasil PCR dan Bukti Sudah di Vaksin  Wajib Dikatongi

Ditambahkan Menkes Budi Gunadi Sadikin, kesulitan lain yang dihadapi dalam proses distribusi oksigen adalah kurang liquidnya proses pengisian oksigen. Hal ini disebabkan karena banyaknya RS yang menggunakan tabung, seiring dengan penambahan Tempat Tidur (TT) darurat.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x