2024 Target 100 Persen Akses Air Minum Layak dan 15 Persen Aksen Air Minum Aman

- 22 Maret 2022, 22:00 WIB
Para penari dari sanggar seni Bongkeng Arts Space melakukan perfoming art di hulu sungai Cikapundung Maribaya Kabupaten Bandung  barat dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia.
Para penari dari sanggar seni Bongkeng Arts Space melakukan perfoming art di hulu sungai Cikapundung Maribaya Kabupaten Bandung barat dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia. /Portal Bandung Timur/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Indonesia menargetkan 100 persen akses air minum layak dan 15 persen akses air minum aman di Tahun 2020-2024. Masyarakat dihimbau untuk bijak menggunakan air tanah dan menjaga kualitasnya dengan menghentikan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terbuka maupun terselubung.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS pada webinar  Hari Air Sedunia tahun 2022 di Jakarta, Selasa 22 Maret 2022,  mengatakan untuk menjamin semua masyarakat mempunyai akses terhadap air minum yang layak dan aman, berbagai upaya telah dan akan dilakukan pemerintah.  Diantaranya target 100 persen akses air minum layak dan 15 persen akses air minum aman di tahun 2020-2024. 

Dikatakan Maxi Rein Rondonuwu, Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020 menyatakan bahwa akses kualitas air minum aman sebesar 11,9 persen. Sementara 40,8 persen masyarakat yang menggunakan sarana air minum bersumber dari air tanah (selain sarana air minum perpipaan dan depot air minum).

Baca Juga: Minyak Goreng Curah Langka, Miyak Goreng Curah Ikut Terdongkrak

“Selain itu sebanyak 14,8 persen rumah tangga di Indonesia menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi. Sebagian besar hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kualitas air yang buruk mencakup sumber air minum unimproved berkaitan dengan peningkatan stunting pada balita. Hal ini terjadi karena air mengandung mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya yang menyebabkan anak mengalami penyakit diare yang menyebabkan EED (environmental enteric dysfunction),” jelas Maxi Rein Rondonuwu.

Dikatakan Maxi Rein Rondonuwu, tindaklanjut pelaksanaan SKAMRT adalah dilakukan survailans kualitas air minum rumah tangga pada 34 provinsi di 34 kabupaten/kota. Tujuannya untuk menilai secara keberlanjutan dari upaya minimalisasi kejadian penyakit berbasis lingkungan.

Ditambahkan Maxi Rein Rondinuwu, keberadaan mata air dan air tanah pada saat ini terus berkurang. Pemakaian air tanah juga sudah harus mulai dibatasi atau bahkan dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah.

Baca Juga: Kapolresta Bandung Intruksikan Jajarannya Pantau Minyak Goreng

Namun, permasalahan air tidak hanya dari sisi kuantitas tapi juga dari sisi kualitas air yang banyak diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Salah satunya berkaitan dengan layanan akses sanitasi yang belum layak dan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

“Hal ini perlu menjadi perhatian kita agar semua aspek pembangunan khususnya penyediaan layanan dasar dan perilaku higiene sanitasi perlu kita pastikan keberlanjutannya untuk budaya hidup bersih dan sehat,” katanya Ia mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan air tanah dan menjaga kualitasnya dengan menghentikan praktik BABS terbuka dan terselubung.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x