Gempa Siberut Mentawai Hingga Pagi Ini Sudah 14 Kali, Tidak Berpotensi Tsunami

- 30 Agustus 2022, 07:31 WIB
Informasi gempa bumi Kepulauan Mentawai Sumatera Barat disampaikanKepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui akun instagram pribadinya.
Informasi gempa bumi Kepulauan Mentawai Sumatera Barat disampaikanKepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui akun instagram pribadinya. /Tangkapan layar instagram @daryonobmkg/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gempa bumi yang melanda Kepulauan Mentawai dan sekitarnya hingga Selasa 30 Agustus 2022 telah terjadi sebanyak 14 kali. Sebanyak 3 kali gempa pembuka dengan sekali gempa utama berkekuatan magnitudo 6,4 dan 10 kali gempa susulan.

Dikutip dari instagram @daryonobmkg, disampaikan bahwa sejak (Senin 29 Agustus 2022) kemarin hingga pagi (Selasa 30 Agustus 2022) ini total telah terjadi 14 kali aktivitas gempa di Siberut Sumbar. Dengan rincian, 3 foreshocks (pembuka), mainshock M6,4 (gempa utama) dan 10 aftershocks (susulan).

Disampaikan Daryono yang juga selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam ulasannya, kejadian dan parameter gempabumi Kepulauan Mentawai, hari Senin 29 Agustus 2022 pukul 10.29 WIB wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo magnitudo 6,1.

Baca Juga: Persib Kalah Deui, Budiman Katakan Mental Pemain Anjlok, Jupe Sampaikan Permintaan Maaf

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,99° LS ; 98,53° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 12 Km arah Barat Laut Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 24 km. Gempabumi ini merupakan kelanjutan aktivitas gempa yang terjadi sebwlumnya pada pukul 00.04 WIB dengan M4,9 dan pukul 05.34 WIB dengan M5,8.

 Jenis dan mekanisme gempa bumi, menurut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal. Gempa bumi terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault).

Baca Juga: Dipecat Tidak Hormat dari Polri, Irjen Ferdy Sambo Diberi Waktu 21 Hari untuk Serahkan Memori Banding
 
Gempa bumi di Kepulauan Mentawai tersebut menurut Daryono, berdampak dan dirasakan di daerah Siberut dengan skala intensitas V-VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), daerah Tuapejat dan Painan dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Di daerah Padang dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), dan di Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Solok dan Solok Selatan dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan ringan di wilayah Siberut Utara dan Siberut Barat. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah