Jangan Asal Makan, Ini Ciri Makanan Takjil Tak Layak Konsumsi Yang Harus Dikenali

- 3 April 2022, 20:00 WIB
ILUSTRASI zat berbahaya bisa merusak kesehatan tubuh.*/DOK. KABAR BANTEN
ILUSTRASI zat berbahaya bisa merusak kesehatan tubuh.*/DOK. KABAR BANTEN /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Memasuki bulan suci Ramadhan 1443 H, masyarakat diimbau untuk mengenali ciri-ciri makanan berbuka puasa atau takjil yang mengandung bahan berbahaya yang tidak layak dikonsumsi. Dengan demikian, umat Islam yang sedang menjalani ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan, tidak terganggu kesehatannya, karena mengkonsumsi takjil tak layak konsumsi.

Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palu, Sulawesi Tengah, Agus Riyanto menyebutkan, sejumlah makanan yang dinilai tidak layak konsumsi karena dicampurkan zat berbahasa ke dalam makanan seperti formalin, boraks, rhodamin B dan methanil yellow.

Baca Juga: Menu Buka Puasa, Tempe Kukus Tetap Nikmat Tanpa Minyak Goreng

"Ada beberapa ciri takjil yang mengandung bahan berbahaya yang dapat diketahui oleh masyarakat, di antaranya takjil yang memiliki warna mencolok dan cenderung berpendar disertai banyak muncul titik-titik aneh dan mencurigakan," kata Agus Riyanto, seperti dilansir Portal Bandung Timur dari Kantor Beria Antara, Minggu, 3 April 2022.

Kemudian, lanjutnya, jika takjil mengandung bahan berbahaya berupa gorengan, bisanya memiliki tekstur yang sangat renyah dan memiliki rasa yang ketir. Tekstur renyah dan memiliki rasa yang ketir disebabkan kandungan boraks yang dicampurkan ke dalam gorengan tersebut.

"Saya imbau kepada masyarakat agar memilih takjil yang sehat dan bebas dari tiga cemaran yakni cemaran fisik, cemaran kimia dan cemaran geologis," ujarnya.

Agus mencontohkan cemaran fisik seperti takjil yang mengandung bahan-bahan asing misal kerikil atau rambut.

Ia juga menyarankan masyarakat tidak membeli takjil yang dikemas dalam kertas bekas, kertas koran atau dibungkus dalam kantong plastik berwarna hitam.

"Sebab ada potensi takjil tersebut tercemar bahan kimia berbahaya dari kemasan tersebut. Kalau cemaran biologis tidak bisa kita lihat dalam takjil menggunakan mata telanjang, tapi kita bisa lihat dari pedagang yang menjual takjil itu, apakah dia menerapkan sanitasi yang higienis pada kemasan takjil dan lapak dagangannya serta di sekitar lapak dagangannya atau tidak," ucapnya.

Selain itu, Agus mengatakan masyarakat dapat memeriksa kandungan takjil atau pangan olahan siap saji dengan memeriksa secara teliti kemasan, label, izin edar dan tanggal kedaluwarsanya.***

Editor: Syiffa Ryanti

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x