Menulusuri Jejak Peninggalan Penjajah di Dago

- 16 Juni 2024, 23:39 WIB
Goa Belanda di kawasan Wana Wisata Tahura Djuanda salah satu peninggalan penjajah di kawasan Bandung Utara.
Goa Belanda di kawasan Wana Wisata Tahura Djuanda salah satu peninggalan penjajah di kawasan Bandung Utara. /Portal Bandung Timur/Maharani Dwi/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tidak jauh dari pusat Kota Bandung terdapat tempat wisata bersejarah yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Tepatnya berada di kawasan pegunungan Dago yang menjadi salah satu jejak peninggalan penjajah yaitu Goa Belanda.

Perjalanan menuju goa dihiasi dengan pemandangan alam yang indah dan asri dipenuhi pepohonan dan hutan yang terawat yang kini masuk dalan kawasan Wana Wisata Taman Hutan Raya Djuanda. Sesampainya disana kita langsung bisa melihat pintu-pintu tua kokoh yang hingga sekarang menjadi saksi bisu penjajahan Belanda di Indonesia.

Gua ini dulunya adalah tempat yang digunakan Belanda untuk PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air di masa lalu. Terdiri dari 15 lorong dan 3 koridor yang memiliki fungsi berbeda-beda setiap koridornya. Pada koridor pertama fungsinya untuk saluran air, koridor kedua fungsinya untuk lubang ventilasi dan koridor ketiga fungsinya untuk ruang interogasi.

Baca Juga: Bunga Bangkai Amorphopallus titanum Hadir Kembali di Tahura Djuanda Dago Setelah 3 Tahun

Disana kita bisa memasuki goa dan menjelajahi lorong-lorongnya. Dulunya Goa Belanda juga dijadikan sebagai tempat pusat komunikasi untuk mencegah perlawanan yang dilakukan para pejuang tanah air Indonesia.

Masyarakat sekitar memberi status angker pada gua ini karena perlakuan Belanda terhadap orang-orang lokal yang dibawa ke sana. Kabarnya Belanda melakukan penyiksaan dan pembunuhan yang terjadi di masa lalu menambah suasana angker.

Baca Juga: Goa Gunung Puntang, Jejak Sejarah Kurang Terperhatikan

Apalagi, tersiar kabar bahwa mayat pekerja yang meninggal disana dibuang ke Sungai Cikapundung, sehingga menambah kesan angker. Laporan tentang suara-suara mirip ratapan atau tangisan dari ujung terowongan yang gelap pun semakin menambah keangkerannya.

Suasana mistis di gua ini semaki bertambah dengan adanya kepercayaan mistis lokal terkait figur terkenal. Salah satunya adalah kepercayaan bahwa arwah Prabu Siliwangi memiliki kaitan erat dengan lingkungan di sekitar. Sang prabu dikabarkan merupakan salah satu jiwa penunggu di daerah gua.

Keberadaan pintu-pintu gua Belanda juga menghormati sejarah, menceritakan cerita yang tak terlupakan dan menjadikan pelajaran dari masa lalu. Di sana kita bisa ngopi santai menikmati pemandangan alam yang indah sambil belajar tentang sejarah.(Maharani Dwi)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah