Ridwan Kamil Minta Maaf Kepada Warga Palembang, Ada Apa?

- 24 Oktober 2022, 08:36 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan permohonan maaf dirinya kepada warga Palembang.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan permohonan maaf dirinya kepada warga Palembang. /TOMMY RIYADI/PRFMNEWS

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan permohonan maaf dirinya kepada warga Palembang. Permohonan maaf tersebut, ia sampaikan melalui unggahan di Instagram pribadinya, Senin, 24 Oktober 2022.

ungkapan permohonan maaf Ridwan Kamil adalah terkait dengan pernyataannya yang mencontohkan proyek LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal. Bahkan ia menyebut, ada kegagalan dalam mengambil keputusan.

"Decision based-nya political decision, not planning decision. Ini karena mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring," katanya dalam acara diskusi di Fablab Correctio Jababeka, Cikarang, baru-baru ini

Terkait hal tersebut, Ridwan kamil menyatakan permohonan maaf jika pernyataannya tersebut dianggap kurang berkenan. menurutnya, kutipan media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami.

"Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-setudi kasus transportasi dianggap kurang berkenan. Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami," ungkap Ridwan Kamil.

Dalam unggahan tersebut Ridwan Kamil juga menjelaskan konteks urutan dalam diskusi tersebut. Menurutnya, dalam diskusi tersebut , ada developer di bekasi-karawang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT.

Dan berikut point jawaban Ridwan Kamil atas pertanyaan tersebut, sebagaimana dilansir dari unggahan Instargamnya:

  1. MRT itu mahal sekali, 1 Trilyun per KM. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin.
  2. Kedua populasi harus besar supaya penuh dan balik modal cepat.
  3. Harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya harus luas.
  4. Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir).
  5. Diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan indonesia dari zaman dulu sd sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media.

6. Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yg selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sbg pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada.

"Namun jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi saya haturkan permohonan maaf. Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luarbiasa," pungkas Ridwan Kamil.***

Editor: Syiffa Ryanti

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x