Wabup Sahrul Gunawan, Masyarakat Tidak Perlu Ragu dan Memilih-milih Jenis Vaksin

- 17 November 2021, 05:53 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. Wakil Bupati Bandung ahrul Gunawan meminta masrakat Kabupaten Bandung untuk tidak memilih-milih jenis vaksin.d
Ilustrasi vaksin Covid-19. Wakil Bupati Bandung ahrul Gunawan meminta masrakat Kabupaten Bandung untuk tidak memilih-milih jenis vaksin.d /Pixabay/winfrien pohnken/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Masih banyak masyarakat Kabupaten Bandung memilih mendapatkan vaksin Sinovac dan menolak di vaksin jenis Pfizer dan AstraZeneca. Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah emberikan izin serta  menjamin tujuh vaksin Covid-19 aman, berkualitas, bermutu dan halal.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Bandung Sahrul Gunawan usai mengikuti Rapat Koordinasi Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali, yang dipimpin Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual di Ruang Rapat Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Soreang .

“Saat ini suplai vaksin sinovac sudah menurun. Tentu ini menjadi tanggungjawab kita semua, untuk meyakinkan masyarakat bahwa apapun jenis vaksinnya, itu aman. Mari kita sukseskan program pemerintah pusat, dan mewujudkan capaian 80% vaksinasi bagi warga Kabupaten Bandung di Desember nanti,” seru Wabup.

Baca Juga: Kematian Akibat Covid di Inggris Capai Level Tertinggi, dalam Sepekan Ada 1.000 Kematian!

Selain percepatan vaksinasi, tutur wabup, pemerintah pusat juga menginstruksikan kepada daerah, agar dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus covid-19. Terutama  menjelang liburan natal dan tahun baru mendatang.

Di Jawa Barat sendiri, kata Sahrul, menghadapi situasi bencana alam di beberapa wilayah, harusdilakukan strategi di tengah situasi pandemi ini. Menjaga protokol kesehatan (prokes), khususnya di tempat pengungsian, perlu mendapat perhatian lebih.

“Meskipun kasus covid-19 saat ini tengah melandai secara nasional, tapi kita jangan lengah untuk tetap menerapkan prokes,” imbuh Sahrul Gunawan.

Sedangkan di sektor pendidikan, lanjutnya, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus dilakukan secara fleksibel. Diperlukan inovasi, kreativitas dan improvisasi dalam pelaksanaannya sesuai dengan perkembangan situasi pandemi di wilayahnya masing-masing.

Baca Juga: Rating Ikatan Cinta Terjun Lagi, Netizen : Kalau Elsa Kembali ke Penjara, Rating Naik Lagi, Berani?

“Kementerian Kesehatan mempersilakan PTM dilakukan, diujicobakan, mumpung peningkatan kasus covid-19 di dunia pendidikan masih rendah dan secara umum juga tengah melandai,” ujarnya pula.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x