Peringati Adeging Mangkunegaran ke-267, Pura Mangkunegaran Gelar Trilogi Tari

- 29 April 2024, 11:54 WIB
 Puro Mangkunegaran di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah
Puro Mangkunegaran di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah /Instagram/@iwantspj

PORTAL BANDUNG TIMUR - Peringati Adeging Mangkunegaran ke-267 dan Hari Tari Dunia 2024, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI bersinergi dengan Pura Mangkunegaran mengadakan Pergelaran Trilogi Tari di Pendopo Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah.

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, Candi Sukuh Karanganyar menjadi lokasi awal dari
gelaran trilogi tari karena Candi Sukuh adalah tempat yang kaya akan simbolisme kesuburan.

"Acara berlanjut di Pura Mangkunegaran Solo, sebagai simbol rumah dan warisan budaya. Dengan tampilan Tari Bedhaya Senapaten Diradameta kaya akan nilai-nilai spiritual dan historis," kata Hilmar. Senin 29 April 2024.

Hilmar menuturkan, Trilogi tari tersebut mencapai puncaknya dengan perayaan perhelatan 24 jam menari yang digelar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Hal tersebut melambangkan kelahiran dan energi berkelanjutan untuk generasi mendatang.

"Kegiatan ini, bertujuan untuk menyambungkan kembali masyarakat modern dengan akar budaya mereka melalui perayaan seni tari yang mendalam dan penuh makna," ujarnya.

Hilmar Farid menuturkan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek terus berkomitmen untuk memperkuat identitas nasional melalui kebudayaan, menjadikan Indonesia sebagai pusat keunggulan seni dan budaya di tingkat global.

"Termasuk di dalamnya seni tari tradisional yang setiap gerak memiliki makna yang merepresentasikan warisan masa lalu dan juga cerminan dari kehidupan masa kini. Untuk itu, lewat rangkaian acara yang berkolaborasi dengan Pura Mangkunegaran, tidak hanya akan menonjolkan keindahan seni tari, tetapi juga bertujuan untuk menghubungkan kembali masyarakat modern dengan akar budaya mereka yang mendalam," katanya.

Dalam rangkaian upaya menggabungkan tradisi dan modernitas, Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Pura Mangkunegaran tidak hanya berperan sebagai pelindung warisan budaya, tetapi juga sebagai dua pilar kekuatan yang mendukung pengembangan dan pelestarian kebudayaan di Indonesia. 

"Keduanya melalui kolaborasi yang sinergis, bertindak sebagai simbol kekuatan yang mempertemukan masa lalu dan masa kini, mengangkat nilai-nilai kebudayaan yang menjadi fondasi identitas nasional," kata Hilmar.

Halaman:

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah