Cut Nyak Dhien Wanita Perkasa dari Lampadang Aceh Berlabuh di Gunungpuyuh Sumedang

- 15 Juni 2024, 14:45 WIB
Makam Pahlawan Nasional wanita asal Lampadang Aceh, Cut Nyak Dien di Gunungpuyuh, Desa  Sukajaya,  Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat.
Makam Pahlawan Nasional wanita asal Lampadang Aceh, Cut Nyak Dien di Gunungpuyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Tsabitul Azzam/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dalam sejarah perjuangan Indonesia, nama Cut Nyak Dhien melambangkan keberanian dan ketangguhan seorang perempuan yang tidak kenal takut dalam menghadapi penjajahan. Lahir di tanah Aceh yang sarat dengan semangat perlawanan, jejak langkah Cut Nyak Dhien menyebar dari ujung barat Sumatra hingga ke Jawa Barat, tepatnya di Sumedang.

Juru pelihara makam Cut Nyak Dien di Gunung Puyuh Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Eman  yang kini berusia 52 tahun, saat berbagi kisah dengan penulis  menyampaikan kisah perjalanan hidup Cut Nyak Dien dengan sangat fasih. Terkenal sebagai pahlawan Aceh asal Lampadang, tapi mengapa ia dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang Selatan? Kisahnya mengungkapkan bahwa Cut Nyak Dien menjadi sasaran yang ditakuti dan dicari-cari oleh Belanda.

Dituturkan Eman, meskipun Cut Nyak Dien berasal dari Lampadang Aceh, beliau dimakamkan di Gunungpuyuh Sumedang karena kisah yang unik. Cut Nyak Dien adalah seorang pejuang yang sangat ditakuti oleh Belanda. Namun, beliau akhirnya tertangkap di Sumedang setelah ada pengkhianatan dari pengawalnya.

Baca Juga: Abdul Hamid Shiddiqi Sumbangsih Bagi Filsafat Sejarah

”Waktu sedang bergerilya kan ibu sakit-sakitan, terus ada seorang pengawalnya yang mengasih informasi ke orang Belanda jadi boleh ditangkap tapi enggak usah dibunuh jangankan dibunuh di apa tuh disentuh aja saya akan melawan” kata Eman.

Pengawalnya tersebut, dalam upaya menolong beliau yang sedang sakit, memberikan informasi kepada Belanda yang membuat Cut Nyak Dien tertangkap. Setelah tertangkap, Cut Nyak Dien dibawa ke Batavia sekarang Jakarta dan dibawa ke penjara Batavia yang kejam saat itu.

Perjalanan Cut Nyak Dien tidak berhenti sampai di situ. Dari penjara Batavia, ia akhirnya dibawa ke Sumedang, di mana ia diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Di sana, ia tidak hanya menjadi bagian dari komunitas, tetapi juga mendapat pengawalan dan bantuan dari seorang pemimpin setempat, Pangeran Surya Atmadja.

Baca Juga: Kyai Haji Zainal Mustafa Bersama Santrinya Gunakan Pedang Bambu Gombong Lawan Kampetai Jepang

Selama dua tahun di Sumedang dia dipercayakan oleh Bupati Sumedang kepada Hj Sanusi, ia tidak hanya melanjutkan perjuangannya melainkan juga mengajarkan nilai-nilai agama dan kehidupan kepada warga setempat. Hal ini membuktikan bahwa keberadaannya memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.

Meskipun hidupnya singkat, warisan perjuangannya terus hidup dan memberi inspirasi bagi banyak orang. Pangeran Surya Atmaja memberikan Cut Nyak Dien gelar "Ibu Perbu", yang berarti ibu suci yang selalu memperjuangkan agama, bangsa, dan negara, menjadi bukti akan pengabdiannya yang tulus.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah