Kasihan, Pedagang dan Pembeli Sama-sama Bingung Harga Daging Tembus Rp150 Ribu per Kilogram

- 28 Februari 2022, 11:00 WIB
Pedagang daging di Pasar Atas Kota Cimahi tengah melayani pembeli. Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan hingga 60 persen harganya berkisar Rp130 hingga Rp 150 ribu per kilogram.
Pedagang daging di Pasar Atas Kota Cimahi tengah melayani pembeli. Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan hingga 60 persen harganya berkisar Rp130 hingga Rp 150 ribu per kilogram. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pedagang daging di sejumlah pasar tradisional Kota Bandung dan sekitarnya dibuat bingung dengan lonjakan harga daging sapi yang mencapai Rp150 ribu per kilogram. Kenaikan harga daging sapi menjelang bulan ramadhan tahun ini mencapai 60 persen.

“Yah kami pedagang merasa bingung harus menjual berapa. Mau menjual dengan harga sesuai dari bandar kemahalan dan tidak ada pembeli, mau menjual murah pasti rugi, jadinya bingung,” ujar Teti, seorang penjual dagung sapi di Pasar Atas Kota Cimahi, Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Senin 28 Februari 2022.

Harga daging sapi untuk sertiap kilogramnya menurut Teti sangat bervariasi tergantung kualitasnya. “Kalau yang terbagus bagian kaki atau pinggul bisa mencapai Rp150 ribu per kilonya, kalau bagian pundak dan perut bisa lebih murah sekitara Rp130 ribu perkilonya,” terang Teti.

Baca Juga: MENEGANGKAN, Lewat Drama Adu Penalti, Liverpool Berhasil Boyong Piala Carabao Cup 2021

Kenaikan harga daging sapi dalam sepekan terakhir juga terjadi di Pasar Sederhana dan Kosambi Kota Bandung. Terjadinya kenaikan  daging sapi mengakibatkan jumlah konsumen menurun dan lebih banyak beralih ke daging ayam.

Sejumlah pedagang besar di Pasar Kosambi Bandung mengatakan bahwa naiknya harga daging sapi saat ini akibat terdongkrak harga daging sapi impor yang mengalami kenaikan hingga 50 persen. Kenaikan harga daging sapi impor dar Australia dan New Zeland akibat pendistribusian dimasa pandemi Covid-19 saat ini sangat berpengaruh pada sistem pengangkutan.

Terhadap kondisi perekonomian yang belum stabil para pedagang memilih untuk tidak menyimpan stok daging sapi impor maupun lokal berlebihan. “Sebenarnya tidak rugi sekali bila ada stok, karena berjualan daging sapi atau domba bila tidak laku bisa langsung diolah dibuat dendeng atau abon, jadi tidak rugi sekali,” ujar Ahmad pejual daging di Pasar Kosambi. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x