Pasar Mebel Rotan Eropa Tak Lagi Menjanjikan, Pemprov Jabar Kini Bidik Timur Tengah

- 3 Januari 2024, 18:40 WIB
industri furniture rotan jabar bidik pasar baru di  timur tengah
industri furniture rotan jabar bidik pasar baru di timur tengah /Instagram/@rotana

PORTAL BANDUNG TIMUR - Meski dalam beberapa tahun kebelakang furnitur rotan dari Cirebon berhasil menembus pasar eropa, namun saat ini mengalami kendala dan trennya mengalami penurunan. Hal membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar mencari peluang pasar baru.

Menurut Kadisperindag Jabar, Noneng Komara Nengsih saat ini Pemprov Jabar sedang membidik pasar baru khususnya kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan Timur Tengah sebagai tujuan baru ekspor furnitur atau mebel rotan asal Kabupaten Cirebon.

"(tentu) Kami mencari alternatif negara lain sebagai tujuan ekspor. Kami lihat ASEAN itu sangat potensial, kemudian Timur Tengah dan Afrika. Itu kita jajaki untuk ekspor (furnitur rotan),” kata Noneng, Rabu 3 Januari 2024.

Noneng tak menampik jika konflik global yang terjadi di sejumlah negara Eropa membuat ekspor pengiriman furnitur rotan dari Cirebon terkendala dan trendnya menurun. Sehingga harus mencari pasar baru diluar Eropa untuk memasarkan furnitur atau mebel rotan asal Kabupaten Cirebon.

“Kalau ke Eropa, karena yang dipasarkan atau dikirim di 2023 itu berdasarkan order tahun sebelumnya. Tapi di 2022 terjadilah perang dan pemesanan dari Eropa menurun, sehingga jumlah ekspor kita menurun,” ujarnya.

Meski tidak menyebutkan secara rinci, Noneng memastikan bahwa kondisi ekspor mebel rotan dari Jabar masih cukup baik. Hal tersebut pun terjadi juga untuk semua komoditas ekspor lainnya.

“Kalau ekspor (2023) sekarang sudah mencapai Rp33 triliun seluruh Jabar. Kalau rotan sendiri, kalau bukan ke negara Eropa masih kondisinya baik masih,” katanya.

Walaupun mengalami penurunan, lanjut dia, Jabar tetap menjadi daerah pengekspor tertinggi secara nasional dengan nilai kontribusi sebesar 14,4 persen pada 2023 atau meningkat signifikan ketimbang 2022 yang angkanya sekitar 13 persen.

Menurut dia, hampir 98 persen komoditas ekspor di Jabar ditopang oleh kegiatan industri seperti otomotif, mesin, hingga furnitur berbahan dasar rotan.

“Jawa Barat masih ranking satu di Indonesia. Tapi secara nominal untuk ekspor menurun. Bukan hanya Jawa Barat tapi seluruh Indonesia. Meski menurun, tapi kontribusi Jawa Barat meningkat karena provinsi lain lebih menurun lagi,” tuturnya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mendorong industri rotan di Kabupaten Cirebon dapat melakukan diversifikasi produk sehingga jumlah pengiriman barang tersebut ke pasar mancanegara bisa meningkat.

Bey juga berharap industri rotan di Cirebon dapat terus tumbuh sehingga dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi pada kabupaten itu.

“Ini harus dikembangkan ke depan, sehingga jadi salah unggulan dari kita adalah seperti rotan. Harus lebih banyak lagi diversifikasi produk dan juga ada negara-negara yang turun dan mencari lagi pasar-pasar yang lainnya,” kata Bey.***

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x