Pak Ahmad dan Kesunyian di Jejak Sang Proklamator Menyusun Pledoi

7 Juni 2023, 22:09 WIB
Sejumlah pengunjung melihat dari dekat kondisi sel nomor 5 Blok F di Situs Sel Penjara Banceuy tempat Ir Sukarno di penjara saat menjalani persidangan di Landraad sejak 30 Desember 1929. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Di pagi hari pada bulan Mei, dengan banyak kicauan burung di langit menandakan kesejukan, di tempat yang penuh dengan sejarah dan perjuangan seorang tokoh besar. Terdapat seseorang yang selalu siap siaga mengabdi untuk menjaga tempat yang elok untuk dikenang.

Pak Ahmad namanya, disetiap harinya ia selalu duduk di depan pintu masuk Situs Sel Penjara Banceuy, sembari meminum kopi panas. Pria berusia 58 tahun ini, menjaga tempat dimana Ir Sukarno Sang Proklamator yang di di Penjara Banceuy bui dengan tuduhan pemberontakan terhadap Pemerintah Hindia Belanda.

Sudah lama, tepatnya sejak kawasan Penjara Benceuy dipugar menjadi pertokoan tahun 1982 Pa Ahmad membaktikan diri untuk mengabdikan diri menjaga dan memelihara tempat dimana Presiden Pertama Republik Indonesia menyusun Pledoi atau pembelaan di dalam sel sempit. Entah sudah berapa banyak pengunjung yang datang untuk sekedar mencari informasi penelitian dan ada juga yang hanya untuk berwisata.

Baca Juga: Ibu Inggit Garnasih Diajukan Pemrov Jabar sebagai Pahlawan Nasional asal Jawa Barat

“Saya sudah berkerja menjaga tempat ini sudah lama, banyak mahasiswa untuk sekedar mencari informasi terkait penjara ini, bahkan pemerintah Jepang masih suka berkunjung ke sini untuk sekedar mengenang sejarah yang telah terjadi. Penjara yang dianggap sebagai ikon perlawanan dan perjuangan di masa lalu ini beralih fungsi menjadi museum penjara yang akan membuka mata dunia terhadap kekejaman kolonialisme.” ujar pria kelahiran Kuningan 7 Juli 1966. 

Situs Sel Penjara Banceuy berlokasi di tengah Kota Bandung terpisah dengan Alun-alun Kota Bandung di Jalan Asia Afrika olehTower BRI. Juga dengan ruas jalan ikonik Kota Bandung Jalan Braga, menjadikan situs bersejarah ini sangat strategis untuk di kunjungi.

Tetapi dengan kurangnya minat dari masyarakat akan peristiwa kesejarahan, tidak heran bilamana masih banyak yang tidak tahu mengenai tepat Bung Karno di penjara . Bahkan lokasi bangunan yang terletak di dekat pertokoan, dimana banyak masyarakat yang berkunjung.

Baca Juga: Pemanfaatan Komersial Bangunan Cagar Budaya

Karena kurangnya informasi dan pengetahuan akan Situs Sel Penjara Banceuy, menjadikan tempatnya sedikit tergeser dari para peminat. Padahal di dalam Situs Sel Penjara Banceuy banyak informasi mengenai sejarah masa lampau dan kekejaman pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.

Sejak 30 Desember 1929, Banceuy dan Bung Karno, sangat memiliki tekanan emosional yang cukup kuat pada saat itu. Dengan berada di dalam sebuah penjara kelas bawah yang di gunakan untuk tahanan politik tingkat rendah dan kriminal, pihak Pemerintah Hindia Belanda dengan jahat dan keji menempatkan Bung Karno di dalam ruang sel berukuran 1,46 X 2,10 meter persegi di Blok F bernomor 5.

Bung Karno dengan segala keterbatasannya berusaha untuk terus menulis Pledoi atau pembelaan dengan argument–argument yang akan disampaikan di Pengadilan Landraad yang kemudian dikenal dengan nama Gedung Indonesia Menggugat.

“Hanya Sel bapak (Soekarno) saja yang tidak dibongkar oleh pemerintah dan di jadikan Situs Bersejarah pada masa itu banyaknya kengerian yang terjadi disini. Ya maklum aja ini kan penjara kelas bawah waktu itu, jadi banyak tahanan politik yang menentang pemerintah Kolonial dan di jebloskan ke sini. Dan saat ini Pemerintah setempat suka datang untuk sekedar mengecek apakah ada kerusakan yang terjadi di sini dan mengirimkan laporan ke pusat untuk segera di perbaiki. Saya menjaga tempat ini karena panggilan alam saja, bukan karena gaji atau yang lain.” ujar Pak Ahmad.

Ahmad (58 tahun) Juru Pelihara Situs Sel Penjara Banceuy.
Penjara Banceuy sejak masa Pemerintah Hindia Belanda sebuah tempat yang memancarkan kengerian. Penjara Banceuy menjadi saksi perjuangan luar biasa dari seorang Bapak Proklamator penggagas kemerdekaan bagi bangsa ini pada masa itu.

Terperangkap dalam penjara kelas bawah yang didedikasikan untuk tahanan politik rendah dan kriminal, ia secara kejam dan licik ditempatkan dalam sel nomer 5 oleh pihak Pemerintah Hindia Belanda. Setiap sudut sel Nomor 5 di Blok F satu dari 19 sel di Penjara Banceuy menjadi saksi bisu atas kejelian Bung Karno dalam mempertahankan perlawanan melawan penjajah Pemerintah Hindia Belanda.

Pak Ahmad hanya seorang diri menjaga Situs Sejarah yang menjadi jejak ataupun tapak sejarah di Situs Sel Penjara Banceuy. Meskipun ia sudah dikatakan sepuh tapi dirinya memiliki hati dan tekat untuk tetap mejaga tempat penuh makna sejarah bagi negeri ini.

Menurutnya tempat bersejarah seperti ini harus terus di perhatikan. “Jangan hanya pada saat musim politik saja, dengan mencari simpatik berkunjung ke sini setelah itu hilang lenyap bagai di telan bumi,” ujar Pa Ahmad.

Menurut warga sekitar Pak Ahmad mengabdi menjaga Situs Sel Penjara Banceuy dengan sepenuh hati. Dengan dilihat ia rela meninggalkan keluarga nya di Kuningan untuk menjaga peninggalan bersejarah dan hanya sesekali pulang dikala Situs Sel Penjara Banceuy sedang tutup.

Situs Sel Penjara Banceuy hampir buka setiap hari terkecuali datang nya tamu pemerintah yang akan sedikit mengubah jam oprasional biasanya. Pak Ahmad membuka Situs Sel Penjara Banceuy mulai jam 10.00 pagi. (Dina Awaliah Deswita)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler