Bintang, Perempuan Terlihat Aktivitas Ekonomi Menjadi Bagian Kekuatan Ekonomi Bangsa

- 12 November 2021, 05:00 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga pada Pasamuan atau Musyawarah Nasional Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia Tahun 2021
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga pada Pasamuan atau Musyawarah Nasional Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia Tahun 2021 /Foto Dok. Biro Hukum dan Humas/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Peranserta seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan cendekiawan dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19, sangat dibutuhkan. Dukungan tokoh agama dan cendikiawan dapat diberikan bagi pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya pada keluarga miskin, rentan, dan perempuan yang menjadi kepala keluarga.

Disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga pada Pasamuan atau Musyawarah Nasional Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (Pasnas/Munas KCBI) Tahun 2021 secara virtual.

“Pendekatan kecerdasan keilmuan dan keagamaan khususnya perspektif pemuka agama sebagai opinion leader masyarakat dapat mendorong percepatan pemulihan bangsa dan hal ini sejalan dengan tema yang diangkat pada Munas KCBI yakni Turut Berjuang untuk Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh,” ujar Bintang Puspayoga.

Dikatakan Bintang Puspayoga, keadaan saat ini yang semakin kompleks, sebagai dampak Covid-19 yang multidimensi. “Pemikiran cendekiawan yang kritis dan kreatif dengan pendekatan keagamaan, menjadi kunci untuk memberikan solusi yang cepat dan tepat agar negara dan bangsa Indonesia dapat keluar dari krisis akibat Covid-19,” ujar Bintang Puspayoga.

Baca Juga: Fakta Menarik Adele Saat Diwawancarai Oprah Winfrey, Salahsatunya Didampingi Pacarnya, Rich Paul

Kesehatan dan Sosial ekonomi dikatakan Bintang Puspayoga, merupakan sektor paling besar yang terdampak Covid-19 di Indonesia. “Karenanya dukungan tokoh agama dan cendikiawan dapat diberikan bagi pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya pada keluarga miskin, rentan, dan perempuan yang menjadi kepala keluarga,” tegas Bintang Puspayoga.

Pemberdayaan ekonomi perempuan yang berperspektif gender menurut Binang Puspayoga, memiliki  arti bahwa pemberdayaan ekonomi tidak hanya berfungsi sebagai sarana bagi perempuan untuk memperoleh pendapatan semata. Tetapi juga alat untuk memerdekakan diri dari jerat kekerasan dan diskriminasi yang mengikat mereka.

“Perempuan-perempuan yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, termasuk kewirausahaan tidak hanya berkiprah sebagai kekuatan ekonomi bangsa. Namun juga sebagai bagian dari perjuangan yang lebih besar untuk menjemput kesetaraan, dan mencapai kemajuan bangsa, dan negara,” pungkas Bintang Prayoga.

Baca Juga: Tanah di Subela Cianjur Terus Bergerak

Sementara Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perwakilan Umat Buddha (WALUBI), Siti Hartati Murdaya menuturkan jika Visi Misi KCBI sejalan dengan arahan pemerintah yakni ekonomi arus baru Indonesia yang intinya yang kuat membantu yang lemah. Oleh karena itu, Siti Hartati mendorong para umat Budha yang berpendidikan tinggi agar menjadi kelompok intelektual Indonesia untuk membantu pemerintah dan masyarakat.

“KCBI harus berperan aktif bersama pemerintah dan warga masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional melalui investasi di semua lapisan masyarakat baik yang besar maupun yang kecil, khususnya UMKM. Meski umumnya UMKM memiliki skala kecil dan menyerap tenaga kerja yang kelihatannya kecil, namun secara nasional jumlah UMKM mencapai puluhan juta yang mampu menyerap sumber daya manusia yang tidak sedikit dan Indonesia akan menjadi tangguh dan tumbuh,” ujar Siti Hartati Murdaya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah