PORTAL BANDUNG TIMUR – Memasuki hari H atau waktu pelaksanaan Pemilihan Umum 2024 tidak sedikit rakyat Indonesia yang masih bingung menentukan pilihan. Dengan semakin mudahnya informasi yang di dapat dari berbagai platform media sosial, semakin membingungkan.
Karena yang disampaikan lebih banyak sisi negatif pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan mempimpin bangsa ini lima tahun ke depan. Ketimbang menginformasikan sisi positif tentang visi misi ketiga paslon dalam menarik minat pemilih.
Karenanya ada baiknya bagi mereka yang masih bingung untuk mengikuti pesan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri yang akab disampa Gus Mus, agar suara kita benar-benar barokah. Dalam pesan tertulisnya, Gus Mus mengajak rakyat Indonesia untuk memilih capres-cawapres dan caleg dengan akal dan hati nurani. "Memilihlah dengan akal dan nurani," tutur Gus Mus.
Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas, Pers Pilar Keempat Demokrasi Berperan Signifikan Mengawal Pemilu Jurdil
Disampaikan Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, dalam menentukan pilihan presiden dan wakil presidennya harus dipertimbangkan. Karena masing-masing sudah punya rekam jejak yang sekarang ini mudah dipelajari.
"Kalau tidak bisa memilih yang terbaik, pilih yang tidak begitu buruk dari yang buruk-buruk. Kemudian tanya kepada hati nurani, mana pilihan saya?" kata Gus Mus.
Disampaikan Gus Mus, kalau pemilih memilih dengan melihat rekam jejak dan sesuai hati nurani, maka tidak peduli nanti yang menang siapa. Berbeda bila pemilih memilihnya dengan emosi, maka nanti sesudah pemilihan, pemilih masih emosi.
Dalam pesannya di Instagramnya @gusmuschannel, disampaikan,” untuk menghindari salah langkah, kita dianugerahi banyak perangkat ikhtiar, antara lain akal pikiran, hati nurani, kitab suci, musyawarah, istikharah dan doa.
Baca Juga: Ada 83 Lembaga Survei Pemilu 2024, Ini Daftarnya
Mengutip dari situs berita nu.or.id., Gus Mus juga mengingatkan, agar dalam memilih tidak hanya ikut-ikutan, karena yang diikuti itu jangan-jangan dia juga pengikut. "Dan ingat, kalau pilihan seperti pilihan presiden, itu lima tahun sekali. Kalau kamu salah milih, toh nanti masih ada lima tahun lagi, bisa mikir lagi. Jangan dianggap seperti pemilihan setelah yaumil qiyamah, anggap enteng aja," kata Gus Mus.