Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Puncak Liga Champios di Estadio do Dragao, Porto, Portugal, Minggu 30 Mei 2021 dini hari WIB mempertemukan Manchester City melawan Chelsea, dimenangi Chelsea. Gol semata wayang Kai Havertz jelang babak pertama berakhir, hantarkan tim asal London Barat sebagai Jawara sepak bola Dunia Biru.
Meski sepanjang 2 x 45 menit dan 7 menit waktu tambahan, pasukan Thomas Tuchel nyaris tidak diberi kesempatan untuk memasuki daerah pertahanan Manchester City. Bahkan berdasarkan statistik pertandingan, hampir 62 persen bola dikuasai anak-anak asuhan Pep Guardiola.
Rapatnya barisan Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan membuat gawang Mendy tidak kebobolan. Bahkan Edouard Mendy yang baru sembuh dari cedera, tercatat hanya 2 kali melakukan penyelamatan dan 7 kali memungut bola sepanjang pertandingan.
Baca Juga: Sering Tergenang Air, Warga Keluhkan Jalan Desa Sukamaju Majalaya
Meski pasukan Pep Guardiola menguasai jalannya pertandingan dan pasukan Thomas Tuchel lebih memilih mempertahankan gawang Mendy, namun sesekali mencoba menerobos benteng pertahanan Manchester City. Semisal di menit ke 15 Manson Mount mampu masuk ke kotak penalti dan mengirim ke Timo Werner, sayangnya tembakan menyusur tanah dapat dihalau Enderson Moraes.
Meskipun skema pemain sama menggunakan 4-3-3, namun umpan terobosan yang dilakukan lini depan The Blues lebih efektif untuk menerobos benteng pertahanan The Cityzens. Terbukti beberapakali pemain The Blues mampu lolos dan masuk langsung ke jantung pertahanan The Cityzens.
Bahkan di menit ke 42 melalui proses yang cepat. Penjaga gawang Edouard Mendy memberikan umpan jauh ke Ben Chilwell dan bek kiri The Blues tersebut langsung mengirim ke Kai Havertz.
Baca Juga: Sekolah di Cimahi Adakan Acara Bagi Raport dan Perpisahan, Ya Dibubarkan Satgas Covid-19
Melihat bola yang diarahkan ke depannya, Kai Havertz lalu mengejar bola dan aksi sprint dengan pemain belakang The Cityzens dimenangi Kai Havertz yang langsung berhadapan dengan Enderson dan mengecohnya hingga gol tercipta. 1 - 0 untuk kemenangan Chelsea.
Kemenangan di babak pertama membuat Thomas Tuchel menerapkan strategi defensif dan ofensif seperti halnya yang pernah dilakukan saat menangani Paris Saint Germain. Setiap gerakan pemain lawan dikunci dan mendapat perlakuan khusus agar sulit bergerak.
