Para Mubaligh Wajib Tahu, Ini 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Berdakwah

- 11 Januari 2024, 17:37 WIB
Pesan Dakwah Menyentuh, Inilah 4 Film Kisah Para Nabi untuk Mengisi Libur Lebaran wajib Ditonton
Pesan Dakwah Menyentuh, Inilah 4 Film Kisah Para Nabi untuk Mengisi Libur Lebaran wajib Ditonton // foto imb/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tugas seorang mubaligh sejatinya adalah mengajak umat untuk melaksanakan amar maruf nahyi munkar. Itu juga yang menjadi definisi dari tabligh yakni, mengajak atau menyampaikan sekaligus memberikan suatu contoh kepada orang lain untuk melakukan perbuatan yang benar di dalam kehidupan.

Menjadi mubaligh tentu bukan hanya sekadar bisa menyampaikan konten dakwah dan menghibur jamaah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dikuasai mubaligh, agar sukses saat bertabligh.

Profesor Mahmud Yunus dalam sebuah bukunya menuliskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh mubaligh (da’i) agar maksimal dalam menyampaikan dakwah. Sifat tersebut adalah:

1. Harus mengetahui isi Al-Qur`an dan Sunnah. Ringkasnya, menurut beliau seorang mubaligh harus mengetahui masalah akidah, hukum-hukum dalam Islam beserta hikmah-hikmah yang ada padanya. Bila ditanya tapi tidak tahu, tidak perlu malu untuk menjawab tidak tahu itu lebih baik daripada merasa tahu. Karena jika merasa tahu, akan sesat dan menyesatkan umat.

2. Mengamalkan ilmunya. Artinya, “Jangan sampai perbuatannya menyalahi perkataannya.” Mubaligh yang hanya pintar mengajak tapi tidak bisa mengamalkannya, maka tidak akan menjadi perbaikan bagi masyarakat, justru akan menjadi bahan olokan.

Saat Nabi Isra Mi’raj, beliau diperlihatkan orang laki-laki yang menggunting bibirnya dengan gunting api neraka. Ketika Jibril ditanya perihal orang ini, ia menjawab, “Khatib-khatib dari umatmu yang menyuruh manusia berbuat kebaikan dan melupakan diri mereka sendiri.”

3. Memiliki sifat penyantun dan lapang dada. Untuk mengetuk pintu hati komunikan dakwah, menurut beliau perlu sifat sopan santun dan lemah lembut. Di samping itu, juga penyantun, lapang dada, tak gampang marah dan semacamnya.

4. Memiliki Keberanian untuk menerangkan kebenaran agama. Istilah al-Qur`an, tidak takut pada celaan para pencela. Istilah Arab, “Katakanlah kebenaran, walaupun pahit!” Namun, kebenaran yang disampaikan menurut beliau harus dengan berangsur-angsung, sedikit demi sedikit atau bertahap.

5. Dapat menjaga kehormatan dirinya. Aib bagi mubaligh ketika dalam dakwah mengemis-ngemis atau meminta-minta kepada orang yang didakwahinya. Itu akan merenggut kehormatannya dan hina harga dirinya. Padahal, mubaligh itu mulia di hadapan Allah. Kalau diksi para Nabi, “Yang mengupahku hanya Allah.”

6. Mempunyai lidah yang fasih dan perkataan yang terang. Hal ini supaya dakwahnya mudah dimengerti dan dipahami. Oleh karena itu, perlu kiranya sebelum berdakwah melatih diri berpidato, berkhutbah dan debat supaya sukses dalam bertabligh.

Halaman:

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x