Penuhi Kebutuhan Darah, PDDM Berharap PMI Membuka Cabang di Majalaya

21 Mei 2021, 02:06 WIB
Petugas PMI Kota Bandung melakukan penyimpanan stok darah di tempat penyimpanan khusus agar terjaga suhunya. Perhimpunan Donor Darah Majalaya menilai Kabupaten Bandung sudah saatnya memiliki kantor cabang PMI dengan fasilitas penyimpanan darah agar penderita yang membutuhkan tidak harus ke Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pasien penderita thaasemia di seluruh dunia menjadi permasalahan gunung es' yang akan terus bertambah bagi para penderitanya. Tidak terkecuali dengan di Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 107-120 pasien penderita thalasemia dengan berbagai permasalahan berbeda di lingkungan keluarganya.

“Permasalahan thaasemia seperti gunung es. Jadi ada 120 penderita yang tercatat dan masih banyak lagi, mereka membutuhkan transfusi darah mulai setiap minggu, dua minggu, satu bulan hingga dua bulan," kata Ketua Perhimpunan Donor Darah Majalaya (PDDM) Aria Prawiranagara kepada Portal Bandung Timur di Majalaya.

Menurut Aria Prawiranagara dibentuknya PDDM, bukan hanya berbicara donor darah saja, juga dalam upaya membantu kebutuhan pelayanan kebidanan, kecelakaan dan pelaksanaan operasi lainnya. Apalagi sebelumnya, dalam penanganan penderita thalasemia ini ada paguyuban orang tua penderita thalasemia. 

Baca Juga: 60 Ribu PCR Sambut Kaum Pendatang ke Kabupaten Cianjur

"Sebenanrya, orang Majalaya bukan tak mau nolong, dan  bukan tak mau donor darah. Tapi tempat donor darahnya jauh, harus pergi ke Kopo dan Kota Bandung. Itu yang menjadi masalahnya," kata Aria Prawiranagara.

Terkait permasalahan, Aria Prawiranagaraberharap PMI membentuk atau membuka cabang tempat transfusi darah di Majalaya atau di sekitar RSUD Majalaya, di Majalaya dan sekitarnya itu dengan penduduk sekitar 450.000 jiwa.  "Ketika ada warga yang melahirkan dan kecelakaan, kemudian membutuhkan darah pun sempat panik," kata Aria Prawiranagara.

Dikatakan Aria Prawiranagara, Majalaya membutuhkan cabang Palang Merah Indonesia (PMI) untuk tempat transfusi darah disaat ada para relawan yang akan mendonorkan darahnya. Karena selama ini, pendonor darah harus pergi ke luar Majalaya, di antaranya ke Kopo dan Kota Bandung.

"Banyak kasus-kasus yang butuh darah, mulai dari penderita thalasemia, kebidanaan dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan darah itu setiap minggu, pelaksanaan donor darah di RSUD Majalaya hanya tiga bulan sekali yang sifatnya insidental,” kata Aria Prawiranagara.

Baca Juga: Aksi Demo Kembali Digelar Ratusan Buruh PT MJA Kota Bandung

Dikatakan Aria Prawiranagara, sekitar 70 labu yang terkumpul, dan usia darah paling lama satu minggu. "Kalau ada PMI Cabang Majalaya bisa meringankan dan mengedukasi, untuk memfasilitasi para relawan yang akan donor darah. Minimal, PMI memiliki satu ruangan untuk transfusi darah untuk melayani para pendonor setiap hari. Soalnya, mereka kalau pergi ke Kopo dan Kota Bandung terkendala anggaran transfortasi dan hal lainnya," katanya Aria Prawiranagara.

Diungkapkan  Aria Prawiranagara, pentingnya ada ruangan khusus untuk transfusi darah itu, kepentingannya pun untuk pelayanan rumah sakit kepada masyarakat yang membutuhkan darah. "Rumah sakit juga bisa tutup, kalau tidak ada pendonor darah. Karena rumah sakit tidak cukup hanya melayani obat saja," katanya.

Ia mengungkapkan, penderita thalasemia ini rawan kematian. Hal itu diakui oleh salah satu keluarga, dua anaknya meninggal dunia setelah menderita thalasemia setelah sebelumnya harus pulang pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan transfusi darah untuk kelangsungan hidupnya. 

Baca Juga: Mulai, 36 Wisatawan ke Bandung Libur Lebaran Positif Covid-19

"Banyak sekali orang Majalaya untuk donor darah. Tapi karena lokasi PMI jauh, maka niat baik itu terkendala. Karena itu PDDM lagi mengupayakan agar PMI Kabupaten Bandung membuka pelayanan donor darah di Majalaya," ungkapnya. 

Ia juga berbagi pengalaman dalam upaya sosialisasi donor darah kepada masyarakat. Mulai sasaran para pegawai pabrik dan masyarakat lainnya dengan tidak mengenal suku, agama, ras maupun bangsa. 

"Setelah mereka merasakan manfaat donor darah itu, akan dengan sendirinya secara rutin melaksanakan donor darah. Yang saya rasakan, donor darah itu aman dan sehat," katanya. 

Dikatakannya, untuk menggerakan masyarakat lainnya mau melaksanakan donor darah, harus ada kepedulian dari para relawan sebelumnya yang sudah lebih awal merasakan manfaat melaksanakan donor darah. 

"Supaya ketersediaan donor darah di Majalaya aman. Yang membantu dan menolong orang Majalaya itu, kecuali orang Majalaya itu sendiri. Jadi darah orang Majalaya untuk warga Majalaya itu sendiri," harapnya. 

Baca Juga: Kuda Kosong Bukan Hanya Sekadar Pajangan Semata di  Jalan Raya Bandung

Untuk diketahui, penyakit Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.

Kurang darah yang dialami penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu.

Thalasemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler