Angin Puting Beliung Menerjan Perbukitan Bandung Utara, Ini Kata BMKG

- 29 Maret 2021, 21:15 WIB
Sejumlah rumah yang mengalami kerusakan pada bagian atap akibat terjangan angin puting beliung pada Minggu 28 Maret 2021 di Desa Mekarsaluyu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Sejumlah rumah yang mengalami kerusakan pada bagian atap akibat terjangan angin puting beliung pada Minggu 28 Maret 2021 di Desa Mekarsaluyu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebelum angin puting beliung menerjang perkampungan di Kecamatan Cimenya Kabupaten Bandung pantauan Citra Satelit menunjukan adanya  pembentukan awan Cumulonimbus kawasan perbukitan Bandung Utara. Perubahan fungsi kawasan perbukitan menjadi lahan pertanian atau pemukiman sehingga proses konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan Cumulonimbus.

Dalam rilis analisis, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebutkan terjadinya angin puting beliung yang menyapu tiga desa di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu 28 Maret 2021 sore disebabkan beberapa faktor penyebab. “Angin puting beliung disertai hujan salah satunya akibat terbentuknya awan Cumulonimbus di kawasan perbukitan,” terang Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu.

Dikatakan Teguh Rahayu, berdasarkan pantauan Citra Satelit terdapat pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah dan sekitarnya pada pukul 15.20 WIB. Kecepatan angin pada pukul 15.00 WIB mencapai 28 kilometer perjam.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Harus Disiapkan Dengan Matang

Selain itu,  kelembaban udara yang cenderung basah pada ketinggian kurang lebih 3 km di atas permukaan laut mendukung pembentukan awan-awan hujan. "Sementara faktor regional yaitu adanya daerah belokan angin di Jawa Barat bagian tengah serta adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia," papar Teguh Rahayu.

Belokan angin yang terjadi menurut Teguh Rahayu, seiring dengan akan memasuki periode transisi atau pancaroba. Hal ini ditandai dengan gejala cuaca yang tidak stabil dan adanya perubahan pola angin.

Petugas Linmas Kecamatan Cimenyan turut membersihkan sisa puing-puing yang menutupi akses jalan Ciparalag Desa Mekarsaluyu, Cimenyan Kabupaten Bandung pasca terjangan angin putngbeliung.
Petugas Linmas Kecamatan Cimenyan turut membersihkan sisa puing-puing yang menutupi akses jalan Ciparalag Desa Mekarsaluyu, Cimenyan Kabupaten Bandung pasca terjangan angin putngbeliung. Portal Bandung Timur/hp. siswanti

“Sehingga potensi hujan yang terjadi bisa disertai kilat atau petir dan angin kencang atau angin puting beliung. Dan terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang masih cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan,” ujar Teguh Rahayu.

Selain itu menurut Teguh Rahayu perubahan alihfungsi lahan juga menjadi penyebab kejadian angin puting beliung di Kecamatan Cimenyan. “Bisa saja terjadi, di dataran tinggi atau dataran rendah, selama ada proses pertumbuhan awan Cumulonimbus karena perubahan fungsi lahan misal jadi lahan pertanian atau pemukiman sehingga proses konveksi cukup kuat untuk pembentukan awan Cumulonimbus,” pungkas Teguh Rahayu. (hp. siswanti)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x