Kenapa Bandung Bergoyang Lebih Lama Saat Gempa Bumi? Berikut Penjelasan Ilmiahnya Dari Pakar ITB

- 2 Mei 2024, 15:59 WIB
Peta pusat gempa bumi tektonik magnitudo 4.0 yang melanda wilayah Kabupaten bandung dan sekitarnya Rabu 1 Mei 2024 pada pukul 20.35 WIB.
Peta pusat gempa bumi tektonik magnitudo 4.0 yang melanda wilayah Kabupaten bandung dan sekitarnya Rabu 1 Mei 2024 pada pukul 20.35 WIB. /Tangkapanlayar Instagram @bmkgwilayah2/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pakar gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., mengatakan Kota Bandung punya karakteristik khas sehingga apabila terjadi gempa maka durasi gempa akan terasa lama di sejumlah wilayah Kota Bandung.

"Salah satu faktornya lapisan tanahnya yang lunak. durasi gempa akan terasa lama di sejumlah wilayah Kota Bandung," Kata Prof. Irwan. Kamis 2 Mei 2024.

Menurutnya, Kota Bandung dibangun dari 2 sedimen yakni ada sedimen danau dan sungai, dimana hal tersebut akan menambah durasi dari goncangan dan inilah yang menjadikan karakteristik khas dari Kota Bandung. Jika belajar dari gempa tahun 2009, bahkan ada beberapa kerusakan yang terjadi di bagian utara Kota Bandung.

"Gempanya di selatan, di selatan Bandung tidak terdampak tapi di utara Bandung yang seharusnya lebih jauh justru mengalami dampak. Itu karena karakteristik lokal yang ada di beberapa wilayah Kota Bandung," tegas Prof. Irwan.

terkait potensi gempa di Indonesia, Prof. Irwan mengatakan, masyarakat perlu untuk memahami kondisi rumah. Apakah rumah sudah cukup baik untuk menahan goncangan gempa? Di beberapa daerah, kualitas bangunannya kurang dipersiapkan untuk itu.

"Masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan. Namun meski demikian, harus tetap menyadari bahwa sangat mungkin di waktu yang tidak ketahui tiba-tiba akan mengalami gempa," tegasnya.

Selain itu, imbuh Prof. Irwan, masyarakat juga perlu untuk memahami potensi risiko goncangan di lingkungan sekitar dan evakuasinya. "Evakuasi baru bisa dilakukan setelah goncangan selesai. jika diperlukan evakuasi, seperti kalau ada bagian rumah yang rusak, maka kita harus tahu lokasi evakuasi," katanya.

Prof. Irwan menegaskan, Pemerintah perlu untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dengan program-program yang relevan. Pemerintah pun harus konsisten menerapkan perencanaan pembangunan yang mulai mengatur potensi bencana, seperti membuat zona-zona kebencanaan secara khusus.

Prof.Irwan menambahkan saat ini, di Indonesia terdapat dua teknologi pendeteksi tsunami. Pertama, berbasiskan deteksi gempa bumi. Kedua, melalui verifikasi kenaikan muka air laut.

Halaman:

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah