Sejak 2010 Toilet KAI Sudah Ramah Lingkungan, Joni Martinus : Kita Bikin Bumi Lebih Hijau dan Bersih

- 2 Mei 2024, 16:22 WIB
Penggunaan toilet ramah lingkungan di Kereta Api membuat Pelanggannua nyaman dan turut serta membuat bumi lebih bersih dan hijau
Penggunaan toilet ramah lingkungan di Kereta Api membuat Pelanggannua nyaman dan turut serta membuat bumi lebih bersih dan hijau /humas KAI/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Toilet mungkin tidak selalu menjadi topik yang menarik perhatian dalam konteks transportasi, tetapi dalam kereta api, keberadaannya memiliki dampak yang signifikan terhadap kenyamanan pelanggan dan pelestarian lingkungan.

VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan, dengan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pelayanan yang berkualitas dan keberlanjutan lingkungan, KAI telah lama menerapkan sebuah inovasinya yaitu toilet ramah lingkungan.

"Sejak 12 September 2010, KAI telah mengganti toilet konvensional dengan toilet ramah lingkungan, dengan Kereta Api Argo Lawu menjadi yang pertama menggunakan fasilitas tersebut. Mulai tahun 2013 hingga saat ini, toilet ramah lingkungan telah diaplikasikan ke seluruh jenis kereta penumpang, termasuk kereta jarak jauh, jarak menengah, jarak dekat, dan kereta api lokal," Kata Joni, Kamis 2 Januari 2024.

Toilet ramah lingkungan ini, tegas Joni, merupakan langkah nyata dari KAI dalam memperbaiki mutu pelayanan tidak hanya kepada pelanggan, tetapi juga kepada lingkungan yakni memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kelestarian lingkungan.

Perbedaan Toilet Konvensional dan Toilet Ramah Lingkungan

Perlu diketahui, cara kerja toilet konvensional dan toilet ramah lingkungan sangatlah berbeda. Pada toilet konvensional, ketika kloset digunakan untuk buang air besar (BAB), kotoran akan langsung dibuang ke jalur/rel kereta api. Namun, dalam toilet ramah lingkungan, kotoran akan ditampung dalam fasilitas bak penampungan yang dilengkapi dengan bio bakteri pengurai kotoran.

Pada tangki penampungan, terdapat dua jenis proses pengolahan. Pertama adalah proses penghancuran kotoran oleh bakteri pada filter utama, dan yang kedua adalah proses pemurnian air pada filter lanjutan. Dalam partisi filter utama ini, bahan zeolite digunakan sebagai tempat hidup mikroba yang bertugas menghancurkan atau mengurai kotoran sebelum dialirkan ke filter lanjutan. Sementara itu, filter lanjutan terdiri dari tujuh kolom bahan penyaring, seperti zeolite kecil, pasir, karbon, dan sejumlah kolom lainnya yang terdiri dari kombinasi bahan penyaring.

"Zat zeolite, karbon, pasir, dan cairan mikrobakteri/bio bakteri merupakan bahan yang digunakan untuk mengurai limbah padat menjadi gas dan cairan. Limbah gas dan cairan yang dihasilkan tergolong ramah lingkungan karena tidak berbau," jelas Joni.

Untuk menjaga agar box penampungan toilet ramah lingkungan tetap berfungsi dengan optimal, diperlukan perawatan dan pemeliharaan secara berkala oleh petugas. Setiap tiga bulan, dilakukan pengurasan serta pemberian bahan pengurai kotoran (bio bakteri). Limbah hasil dari proses pengolahan ini akan dibuang ke septic tank yang tersedia di area stabling cuci kereta untuk memastikan keamanan lingkungan.

Halaman:

Editor: Dharmasurya Denni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah