Tanah Perbukitan Desa Dampit dan Tanjungwangi Cicalengka, Dulunya Perkebunan Teh

- 12 Januari 2022, 12:45 WIB
Kawasan perbukitan yang semula perkebunan teh di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.
Kawasan perbukitan yang semula perkebunan teh di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Wilayah Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung saat ini sudah mengalami perubahan banyak. Lahan-lahan perbukitan yang dulu menghijau sebagai kawasan perkebunan teh milih pemerintah maupun warga sekitar, kini sudah berganti dengan tanaman lain, dan bahkan dengan pemukiman warga.

Hal ini yang diceritakan Setiawan warga Desa Dampit Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung kepada Portal Bandung Timur. Dirinya bercerita masa lalu tentang tanah kelahiannya yang berhawa sejuk.

Di lahan seluas sekitar 460 hektare yang meliputi Desa Dampit dan Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka merupakan kawasan perkebunan teh, yang saat itu dikelola atau dikembangkan bangsa Belanda, saat masih menjajah Indonesia. 

"Hamparan perkebunan tanaman teh menurut cerita para orang tua dulu, mulai berkurang dan terjadi pengrusakan sejak tahun 1946-an atau sejak Indonesia merdeka pada 1945," kata Setiawan saat ditemui di Desa Tanjungwangi, Rabu 12 Januari 2022. 

Baca Juga: Warga Bingung, Zona Hunian Ranggamalela dan Sultan Agung  Kota Bandung Berubah Jadi Kawasan Hiburan

Kala itu, kata Setiawan, warga sekitar mulai tidak senang melihat perkebunan teh yang masih dikembangkan atau dikelola orang-orang Belanda dengan mempekerjakan warga setempat. Karena pada saat itu, dalam pemikiran warga sekitar bahwa  bangsa Belanda merupakan penjajah bangsa Indonesia, sehingga ketidaksukaan warga dilampiaskan melalui  pengrusakan perkebunan teh yang sempat dikembangkan bangsa Belanda. 

"Berdasarkan cerita para orang tua  terdahulu, tanaman teh itu pada kawasan pengunungan dan perbukitan. Mungkin saja ada sekitar empat pegunungan atau perbukitan yang menjadi kawasan perkebunan teh itu. Namun saat ini, tanaman teh itu sudah tidak terlihat alias punah, dan kini hanya menyisakan tanaman lain, seperti hortikultura atau tanaman palawija. Bahkan sisa dari tanaman teh itu digali oleh warga kala itu, untuk dijadikan tanaman binsai," tutur Setiawan. 

Baca Juga: Badan POM Umumkan Penggunaan 5 Jenis Vaksin untuk Booster

Lahan yang semula dimanfaatkan untuk perkebunan teh itu, katanya, kini lahannya banyak dikelola oleh masyarakat sekitar untuk berbagai kawasan pertanian. Bahkan ada yang dimanfaatkan sebagai kawasan destinasi wisata, karena berada pada lahan kosong setelah warga setempat diperkirakan menjual lahannya kepada pengusaha. 

"Lahan yang mencapai ratusan hektare itu merupakan daerah resapan air atau tangkapan air hujan disaat memasuki musim hujan. Bahkan sebagai daerah hulu aliran Sungai Citarik, yang bermuara ke Sungai Citarum. Di kawasan hulu Sungai Citarik itu ada destinasi wisata, yaitu Curug Cinulang, yang hingga saat ini menjadi ikon wisata di wilayah timur Kabupaten Bandung," tuturnya. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x