PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Kota Bandung menerapkan metode eco enzym dari Thailand dalam upaya mengurangi sampah dan memperbaiki kualitas air sungai di Kota Bandung. Metode eco enzym diharapkan mampu menjadi satu konsep baru membantu menyelesaikan sampah organik di Kota Bandung.
"Kegiatan penglahan sampah ini digerakkan oleh komunitas, pemerintah tentunya harus ikut mendorong. Mudah-mudahan dapat membantu sekian persen permasalahan sampah organik di Kota Bandung," ujar Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat melakukan peninjauan pembuatan Eco Enzyme di Kantor UPT Tegallega DPU, Kota Bandung, Kamis 10 Desember 2020.
Dikatakan Yana Mulyana, Kota Bandung yang mempunyai 37 pasar tradisional juga bisa terbantu dengan metode Eco Enzyme . Sampah dari pasar berupa buah dan sayuran cukup banyak dapat dijadikan bahan untuk membuat Eco Enzyme.
Baca Juga: Kebakaran Kebun dan Penjual Bambu di Tanjungsari
Metode Eco Enzyme diharapkan Yana Mulyana, bisa menjadi satu konsep baru yang membantu menyelesaikan permasalahan sampah organik di Kota Bandung. "Ini bagian dari Kang Pisman juga, ke depan bisa disosialisasikan dan dikembangkan, serta pemanfaatannya terutama untuk anak-anak sungai yang melintasi Kota Bandung," ujar Yana Mulyana.
Sementara Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, setiap pekan pihaknya telah membuat eco enzym. Pada pembuatan yang ketujuh disaksikan langsung oleh Wakil Wali Kota di Kantor UPT Tegalega.
"Sebelumnya sudah dilakukan enam kali, ini yang ketujuh dan panennya baru akan dilakukan di akhir Januari atau awal februari. Setelah panen kita akan tuangkan ke badan-badan air seperti kolam retensi dan sungai-sungai yang strategis di Kota Bandung," terang Didi Ruswandi.
Baca Juga: Pilkada Serentak Usai, Masyarakat Kabupaten Bandung Diharap Bersatu dan Sabilulungan
Dikatakan Didi Ruswandi, pemanfaatan eco enzym harus masif, maka bisa menjadi sesuatu yang besar. Seperti pasar menjadi bersih, Satgas Citarum Harum juga bisa memanfaatkannya untuk membersihkan sungai.